Mengenal Bakteri Listeria Monocytogenes

Setelah virus korona, kini bakteri ingin dikenal pula. Katanya sih menjadi wabah keracunan di beberapa negara. Bakteri apa itu? Apakah menular seperti covid19?


Setelah kita kemarin mengenal tentang profil jamur enoki baik yang budidaya maupun yang hasil alam. Kita kita bahas sedikit issue yang lagi hangat, soal jamur enoki yang tercemar bakteri Listeria monocytogenes.


Listeria sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Listeria monocytogenes yang membuat makanan yang terkontaminasi menjadi bahan makanan yang beracun. Diketahui bakteri ini berbahaya bagi ibu hamil, orang dewasa berusia 60 tahun ke atas (lansia), karena efeknya sangat fatal bagi mereka.

Tingkat keracunan fatal menyebabkan kematian yang ditimbulkan bakteri ini melebihi efek yang ditimbulkan Salmonella sp. dan Clostridium botulinum.

Ilustrasi Listeria monocytogenes, source: Bobo-Grid.ID

Asal mulanya, diketahui terjadi kasus manusia terinfeksi di beberapa negara.  Kasus keracunan ini disebabkan karena konsumsi jamur enoki. Kasus terbesar di alami di beberapa negara bagian Amerika Serikat (AS), sebanyak 17 negara bagian AS (seperti di California, Hawai, New Jersey, Texas, Oregon, Washington, Illonis, Florida) itu mengalami wabah listeria. Kanada dan Australia juga mengalami kasus serupa. Diperkirakan jamur yang terkontaminasi bakteri ini berasal dari Korea Selatan.

Bakteri ini termasuk bakteri yang mampu hidup tanpa oksigen atau ada oksigen. Mampu berkembang biak di dalam sel inang, dan sering dijumpai pada bahan makanan, dalam hal ini ditemukan di jamur enoki hasil budidaya. Bakteri ini mampu tumbuh pada suhu nol derajat celcius.

Untuk lebih mengenal bakteri patogen ini, mari kita lihat klasifikasi ilmiahnya.
Kerajaan : Bacteria
Divisi : Firmicutes
Kelas : Basilli
Ordo : Bacillales
Famili : Listeriaseae
Genus : Listeria

Bakteri jenis ini punya beberapa spesies, antara lain Listeria grayi, Listeria ivanovii, Listeria monocytogenes, Listeria seeligeri, Listeria weishimeri. Listeria innocua, Listeria basili. Yang kita kenal dan sedang 'naik daun' saat ini adalah Listeria monocytogenes.

Listeria monocytogenes pertama kali dijelaskan oleh E.G.D. Murray pada tahun 1924, oleh kejadian kematian mendadak pada kelinci muda. Murray menyebut organisme tersebut sebagai Bacteria monocytogenes, sebelum akhirnya Harvey Pirie mengubah menjadi nama gen Listeria pada tahun 1940.

Infeksi dari bakteri ini mulai muncul setelah satu sampai empat minggu mengkonsumsi bahan makanan yang terkontaminasi. Gejala yang muncul antara lain:
Ω demam,
Ω nyeri otot,
Ω leher kaku,
Ω kelelahan,
Ω sakit kepala,
Ω kehilangan kesimbangan,
Ω perubahan kewaspadaan atau linglung,
Ω kejang,
Ω diare,
Ω Sesak nafas,
Ω Sensitif terhadap cahaya.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, penyakit ini rentan menyerang ibu hamil, bayi baru lahir dan para lansia, dikarenakan sistem imun yang tidak begitu baik. Jadi ketika seseorang mempunyai sistem kekebalan tubuh lemah akan rentan terhadap infeksi bakteri ini dan berdampak parah bagi tubuhnya.

Pada wanita hamil akan memberikan resiko kelahiran prematur pada bayinya, bahkan hingga keguguran, atau lahir dalam kondisi mati, hingga komplikasi setelah bayi lahir. Tak hanya itu infeksi bakteri ini mampu menyebabkan infeksi pada aliran darah, berupa timbulnya sepsis atau masalah pada otak pada akhirnya bisa menyebabkan meningitis atau ensefalitis. Bahkan bisa mempengaruhi bagian tulang, sendi, bagian dada dan perut.

Pengobatan dari infeksi bakteri ini masih efektif dilakukan dengan antibiotik, seperti Ampisilin, Vankomisin, Siprofloksasin, Linezolid, Azithromisin dan Kotrimoksazol.

Pada kasus yang baru-baru ini beredar, kontaminasi bakteri ini ada pada jamur enoki. Kemungkinan kontaminasi pada bahan makanan lain sangat mungkin, diantaranya: sayuran mentah yang terkontaminasi dari tanah, daging yang sudah terkontaminasi, susu yang tidak terpasteurisasi dengan baik dan produk makanan lain (sayur, buah, bahan makanan laut) yang kehigienitasnya diragukan.


Pihak berwenang AS dalam hal ini Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Food and Drug Administration (FDA) memberikan himbauan untuk tidak mengkonsumi jamur enoki yang diimpor dari Korea.

Di Indonesia, pemerintah sudah melakukan antisipasi, setelah mendapatkan notifikasi dari International Food Safety Authority Network (INFOSAN), yang merupakan organisasi dibawah FAO dan WHO. Melalui Kementrian Pertanian RI, pemerintah melakukan penarikan dan memusnahkan produk jamur enoki yang ada di pasar, meskipun belum ada kasus seperti yang terjadi di AS.

Cara pencegahan yang bisa kita lakukan, terhadap bahan makanan yang diduga bisa terkontaminasi bakteri ini adalah dengan membersihkan bahan makanan sebelum diolah dengan air mengalir, masak bahan makanan dengan suhu tinggi, bersihkan peralatan masak dengan air panas dan sabun.

Upaya pencegahan lain yang perlu dilakukan adalah melakukan pembersihan dimana di tempat tersebut pernah disimpan jamur enoki ini dengan air panas dan sabun. Hal ini guna mencegah kontaminasi terhadap bahan baku makanan lainnya.

Lalu, pertanyaan saya di awal tadi, apakah bisa menular? Menular dari manusia ke manusia? Untuk listeria ini dilihat penularannya tidak secepat covid19, tapi ketika kita makan dari makanan yang terkontaminasi bakteri ini ya kita bisa terinfeksi. Kontak seksual juga memungkinkan terjadi penularan. Hingga dari ibu hamil ke anaknya.

Pada intinya, melakukan protokol kesehatan dengan baik bisa membantu terinfeksi bakteri ini.


Tidak banyak informasi valid tentang bakteri ini. Tapi kita sudah tahu, bahwa bakteri ini berbahaya, bukan bakteri biasa. Informasi di atas dihimpun dari berbagai bacaan yang muncul di pencarian Google dan surat kabar yang sempat terbaca.

Semoga penyakit ini bisa diatasi dan pasien-pasien yang terkena listeria diberikan kesembuhan. Sekian dan sampai jumpa lain waktu. Selalu jaga kesehatan dan lakukan protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya. SSDK

Posting Komentar

0 Komentar