Tahukah Kenapa Jepang Produsen Motor, Tapi Sedikit Motor yang Berseliweran di Jepang?

Ini dia pertanyaan yang sering muncul dalam benak Mimin namun baru terjawab saat ini. Soal apa itu?

Kalian bisa baca dong judul postingan ini.

Tahukah, kenapa di Jepang sedikit sekali berseliweran pengguna motor, padahal Jepang adalah origin dari kebanyakan pabrikan motor yang ada di Indonesia. Sebut saja, ada Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, itu merk² besar Jepang yang ada di Indonesia. Tapi kenapa di Jepang sedikit sekali pengguna motornya.

Ilustrasi jalanan Jepang, nampak tidak ada motor yang mencolok. Gambar diambil dari Google

Pernah menonton serial kartun Jepang, atau film² Jepang atau suasana realita kota² di Jepang, pasti akan sedikit sekali menjumpai pengguna motor berseliweran di jalanan Jepang.

Lho kenapa bisa begitu? Pertanyaan itu akan terjawab di sini.

Kondisi Jalanan di Jepang Tidak Mendukung Penggunaan Sepeda Motor
Ini jadi alasan yang Mimin sebut pertama, why? Bukan karena jalanan di Jepang jelek, berlubang dan berpasir seperti di Indonesia. Bukan karena itu, bukan kondisi jalan yang seperti itu.

Tapi lebih kepada cuaca atau musim di Jepang. Di Jepang musim dingin terjadi lebih sering dibandingkan di Indonesia yang beriklim tropis. Jalanan di Jepang ketika musim dingin bisa jadi sangat licin, apalagi sudah ada timbunan salju, motor bukanlah kendaraan yang cocok digunakan pada saat seperti itu.

Namun ada hal yang lebih berbahaya, dimana ketika musim dingin ini membuat jalanan menjadi ber-es, ya ada lapisan es yang tak terlihat oleh mata, sehingga ketika ada motor melintas di atasnya akan sangat licin, dan ini jadi potensi laka lalin.

Motor di Jepang digunakan hanya untuk alat bantu kurir mengantar barang ke pelosok kota di kota² di Jepang. Itu pun tidak banyak kurir di sana, otomatis yang menggunakan motor ya pun terbatas.


Transportasi Umum di Jepang sudah Maju
Inilah yang membuat orang Jepang makin enggan menggunakan kendaraan pribadi (baca: sepeda motor). Berbeda dengan di Indonesia, moda transportasi umumnya belum bisa diandalkan, sehingga orang malas menggunakan kendaraan umum.

Males menunggu, harus antre dan berdiri, tidak nyaman, panas, belum lagi aksi kriminalitas seperti pencurian/ copet/ jambret hingga aksi pelecehan seksual.

Tapi ketika semua ketidaknyamanan ini bisa dihilangkan, tentunya orang akan malas menggunakan kendaraan pribadi, nyetir sendiri dan belum lagi kena panas dan hujan. Pastinya kendaraan umum jadi pilihan terbaik. Itulah yang terjadi di Jepang.


Motor Identik dengan Kegiatan Kriminalitas
Orang Jepang sudah menjudgement, bahwa pengguna motor itu adalah kriminalitas. Jadi pada jaman dulu, di Jepang banyak pengguna motor, namun para pengguna motor ini banyak yang terlibat tawuran antar genk, kerusuhan, aksi² kejahatan.

Sehingga ketika melihat ada orang² yang menggunakan sepeda motor pandangan orang² Jepang sudah negatif saja.

Oleh karena pandangan (-) inilah orang Jepang jadi enggan atau berpikir ulang untuk punya kendaraan sendiri, dalam hal ini motor.


Tarif Parkir Kendaraan yang Relatif Mahal
Nah kalau punya kendaraan pastinya harus punya tempat parkir, atau misalnya lagi ke pusat perbelanjaan maka kita harus parkir. Nah di Jepang ini biaya parkir kendaraannya relatif mahal.

Kirasan biaya parkir di Jepang itu ¥300 - ¥800 atau jika dirupiahkan dengan kurs ¥/Rp jadi Rp 39.857,14 sampai Rp 106.285,74 itu harga untuk per jam nya. Bayangkan berapa harga yang harus dibayar ketika memarkirkan kendaraan kita, bukankah lebih tenang dengan berjalan kaki (vehicle less).

Daripada biaya hidup habis untuk membiayai parkir, lebih baik gak punya kendaraan dan lebih memilih menggunakan angkutan umum.


Harga BBM di Jepang Mahal
Harga bahan bakar di Jepang relatif lebih mahal dari Indonesia, sehingga alasan ekonomi ini lebih dikedepankan, daripada memiliki kendaraan namun jadi poin menggerus pendapatan setiap hari belum untuk bahan bakar dan untuk parkir serta operasional lain.

Toh kendaraan umum di Jepang lebih menggiurkan dari sisi efisiensi biaya yang dikeluarkan untuk mobilitas kemana-mana, kenyamanannya sudah cukup baik. Sehingga punya kendaraan pribadi, baik motor atau mobil adalah pilihan yang kesekian.

Orang Jepang mungkin bukan tipe orang "keseok asal kesohor." Beda dengan orang Indonesia yang penting gaya dulu, urusan duit dari mana urusan nanti, yang penting dilihat orang lain wah. Ini seperti tipe² orang dari daerah tertentu, begini ini.


Ya itulah alasannya, why, sesuai pertanyaan yang ada dijudul tadi, yang jadi jawaban atas penasaran Mimin selama ini.

Poin utama untuk alasan motor enggan dipilih adalah soal musim dingin tadi yang dibahas di awal, dimana ketika musim dingin resiko jalan tertutup es tinggi dan motor adalah kendaraan yang cukup berbahaya dikendarai. Memang ada pilihan mobil, namun pengguna mobil di Jepang pun tak banyak seperti di Indonesia, alasan selanjutnya yang mendukung adalah poin² selanjutnya.

Jadi segitu saja sharing atas ketidaktahuan Mimin atas pertanyaan yang tertulis dijudul. Dengan ini pertanyaan itu sudah terjawab. Sampai jumpa dipostingan lainnya, menjawab keingintahuan Mimin. SSDK

Posting Komentar

0 Komentar