Tahukah Kamu, Gas LPG dan Gas Alam (Natural Gas) Itu Berbeda Lho!

Hai, ketemu lagi sobat SSDK, kali ini Mimin dapat pelajaran baru, ini pelajaran yang Mimin dapat ketika 'drama soal kompor gas'.

Kira² apakah sharing informasi pelajaran baru yang Mimin peroleh, mari kita bahas di bawah ya.


Kapan lalu kan Mimin beli kompor gas tuh, ternyata kompor gas yang mimin beli itu gak bisa dipakai, lantaran Mimin gas yang digunakan memakai gas alam (natural gas) yang didistribusikan PGN (Perusahaan Gas Negara) melalui jaringan pipanisasi.

Kebanyakan rumah tangga di Indonesia menggunakan gas yang bersumber dari tabung² LPG (Liquid Petroleum Gas).

Ilustrasi, tabung gas LPG yang mengeluarkan api terbakar oleh gas yang ada di dalamnya. Gambar diambil dari Google.

Nah ternyata kedua gas ini berbeda lho ini, meskipun sama² gas untuk bahan bakar memasak di kompor gas, tapi keduanya punya perbedaan. Itu kenapa kompor gas untuk kedua gas itu berbeda. Kompor gas untuk gas LPG gak bisa langsung plug & play disumber gas alam, perlu modifikasi.

Nah tahukah, apa perbedaan kedua gas ini? Inilah yang mau mimin bahas kali ini.


Perbedaan yang paling umum itu soal harga sih. Gas alam yang didistribusikan oleh PGN lebih murah jika dibandingkan dengan gas LPG. Bahasan soal ini hitung²an nya dibahas di bawah ya.

Perbedaan lainnya adalah soal kepraktisan, gas alam dari PGN sudah terinstal melalui pipanisasi ke rumah² penduduk, yang memang sudah mendaftar menjadi pelanggan, sama halnya seperti air bersih oleh PDAM dan kelistrikan oleh PLN. Jadi pemakaian dan pembayaran gas ini dihitung dari meteran, lebih jelas kalkulasinya.

Sedangkan gas LPG kita harus antre ke warung, belum lagi kalau barangnya langka, wah bakal kerepotan sendiri ketika kepepet butuh gas untuk masak.


Nah, perbedaan mendasar yang lebih ilmiah terkait kedua gas ini adalah soal berat jenis. Gas alam dan gas LPG ini punya berat jenis yang berbeda, padahal bagi orang awam mikirnya "lha sama-sama gas".

Gas alam punya berat jenis lebih ringan daripada udara. Sehingga ketika gas alam ini keluar dari pipanisasi atau keran distribusi, maka gas ini akan langsung 'menguap' atau terbang ke udara ke atas.

Sedangkan gas LPG punya berat jenis yang lebih berat. Sehingga gas LPG akan cenderung turun ke bawah jika ada kebocoran atau gas terlepas dari selang distribusi atau regulatornya. Inilah yang bisa memicu ledakan jika ada pemicunya, misalnya percikan api atau korsleting listrik pada bagian bawah.

Perbedaan lainnya adalah soal tekanannya, dimana gas LPG dikemas dalam tabung dengan tekanan tinggi sedangkan gas alam punya tekanan yang lebih rendah.

Gas alam ini sangat aman digunakan karena tidak beracun, tidak berwarna, dan tidak berbau menyengat. Kalau bau sih ya bau ya, misal ada gas bocor misalnya, itu masih kecium koq.

Mimin selama 25 tahun di rumah telah memakai gas alam, Mimin tinggal di Kota Cirebon, beruntung instalasi PGN sudah masuk di kota Mimin sejak 25 tahun lalu.

Gas LPG juga sama tidak berwarna, tidak beracun, berbau menyengat, dan sifatnya mudah terbakar, gas LPG ini cair dan gasnya sangat mudah terbakar. LPG sendiri punya tiga jenis, yakni LPG propana, LPG butana dan LPG campuran. Pada dasarnya, senyawa ini berbentuk gas pada kondisi atmosfer. Akan tetapi, karena telah mengalami penurunan suhu dan penambahan tekanan, maka senyawa tersebut akan berubah wujud menjadi cair. Oleh karena itu, kumpulan senyawa ini disebut dengan LPG atau gas minyak cair.

LPG adalah gas bumi yang telah melalui proses pencairan dengan komponen utama yang berupa propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji dapat berasal dari proses penyulingan minyak mentah atau dari kondensasi gas bumi dari kilang minyak bumi. Proses dalam mengolah gas bumi menjadi elpiji yaitu absorpsi dan kriogenik.

Titik didih dari gas elpiji sangatlah rendah sehingga ia akan mudah menguap apabila penyimpanannya bukan di dalam tabung logam bertekanan.

LPG ini didistribusikan oleh Pertamina, ya Pertamina punya divisi khusus untuk distribusi produk LPG ini, biasanya ada di daerah kita tuh 'kilang distribusinya'.

Perlu diketahui, supplai LPG masih disupport dari impor, itu kenapa harganya bisa fluktuatif dan ketika harga naik kemungkinan terjadi kelangkaan sangat tinggi, itu pula yang memancing oknum² nakal mengoplos LPG yang berakibat pada rusaknya tabung yang standar yang beresiko jadi pemicu ledakan jika terjadi mallfunction.


Jika instalasi gas alam di rumah anda misalnya bocor dan keluar api dari kebocoran itu, jangan khawatir karena gas alam ini jauh² lebih aman dibandingkan dengan gas LPG. Tidak akan meledak seperti kasus gas LPG yang sering terjadi.

Jika terpicu api, api hanya akan menyambar di gas yang bocor itu saja, asal gak menyambar bahan mudah terbakar, api hanya akan menyala di kebocoran lubang, misalnya dipipa atau si mulut pipa distribusi. Cara memadamkannya cukup mudah, gunakan kain basah atau matikan meteran keran, otomatis gas alam akan berhenti menyala dan api pun padam.

Berbeda dengan gas LPG, yang salah sedikit saja bisa memicu ledakan. Tapi berdasarkan tutorial petugas APAR, penanganan gas tabung LPG pun bisa aman jika kita tenang, api sebenarnya hanya akan menyambar diujung regulator tabung. Tapi dengan catatan tabung gasnya standar, bahayanya adalah banyak pedagang nakal yang mengoplos tabung gas tersebut, sehingga tak standar lagi, pas terpicu api, efeknya adalah ledakan #boom.


Membahas soal harga, mana yang lebih efisien, ada informasi dari artikel yang saya baca, tautannya saya sajikan di bawah ini.


Bahwa:
Keunggulan gas bumi kalau kita bandingkan dengan segi harga, kita membandingkan gas bumi dengan LPG 12 kg. Mengingat unitnya berbeda, kita langsung menguji secara praktial untuk memasak air 10 Liter. Maka pengeluaran menggunakan gas sebesar Rp1.688. Namun untuk memasak air dengan volume yang sama, memerlukan Rp2.095 menggunakan LPG 12 KG.
Dalam perbandingan tersebut, gas bumi menggunakan harga Rp 10.000 per m3 dan LPG 12 KG seharga 187.674 per tabung. LPG 12 KG dijadikan acuan, karena LPG 12 kg bukan energi bersubsidi, sehingga perbandingannya bisa setara.


Terlihat kan mana yang lebih efisien dan hal lain yang tidak terhitung rupiah tapi bisa jadi inefisiensi adalah repotnya mencari tempat penjual tabung refill ketika tabung gas kita habis.

Kesannya gak mengeluarkan uang tapi waktu yang terbuang, kerepotannya itu jika dinilai dengan uang pastinya akan jadi biaya lebih.


Baiklah untuk sementara bahasan informasi singkat tentang perbedaan keduanya saya cukupkan lah ya. Setidaknya kita tahu nih, meskipun sama² berbentuk gas, dan jadi source untuk kompor gas, keduanya ini berbeda.

Sehingga secara mekanisme kerja ke kompor gas itu juga berbeda, tidak bisa disamakan. Kita yang awam cenderung menyamakannya, makanya "drama kompor gas" yang beberapa hari lalu Mimin alami terjadi.

Harapannya ketika sudah paham soal ini bisa lebih mengerti, memang ada harga ada rupa, itulah yang perlu diperhatikan dalam mencari produk, walaupun terkadang pengetahuan logika awam menganggapnya ya sama² saja, wong gas² juga.

Dilain kesempatan Mimin akan bahas gas lainnya, karena ternyata ketika Mimin hunting informasi soal gas ini, selain gas alam (natural gas) dan LPG, ada pula gas lain yakni CNG dan LNG. Penasaran kan, mungkin akan Mimin bahas dalam post terpisah ya.

Sampai jumpa dipostingan lainnya, semoga bisa menambah khasanah informasi di kepala kalian sobat SSDK, sekian dulu, see you next time. SSDK

Posting Komentar

0 Komentar