Mengenal Ular Viper Hijau yang Hidup di Pekarangan Rumah

Beberapa waktu lalu rumah kami disambangi reptil melata panjang yang kita semua sepakat menyebutnya ular.

Ibu Mimin nyaris saja jadi korban, karena tak sengaja saat mau masuk rumah dalam keadaan gelap ular ini tengah melintas. Mungkin kalau tidak dihalau (ditarik) adik saya, ibu saya sudah kena 'patuk' ular ini. Beruntung saja lekas ketahuan dan selamat.

Mimin turun tangan menghalau ular ini berbekal alat seadanya, sapu lidi, kayu dan cikrak besar. Terakhir Mimin gunakan plastik sampah dan memasukan ular ini kedalamnya untuk dibuang ke pekarangan dekat semak².

Tetangga yang kebetulan mendengar sedikit kegaduhan karena ular ini bertanya, ularnya warna apa, ekornya ada merah² nya gak? Kalau hijau ekornya merah berbahaya, itu berbisa, dibunuh saja.

Mimin memutuskan tidak membunuh ular ini, hanya dihalau dan membuangnya supaya dia bisa kembali ke alam liar. Mimin ingat bahwa kakek Mimin yang bernama Nusa, yang melekat dinama Mimin ini pernah melakukan kesepakatan dengan ular di kampungnya dulu, intinya untuk tidak mengganggu anak cucunya, dan kami juga tidak akan mengganggu mereka. Saat itu, kakek tengah menggarap ladang orang lain, dimana ladang itu memang jadi sarang ular. Tidak ada yang berani menggarap ladang itu, hanya kakek dan selama menggarap anak cucu kakek tidak pernah diganggu ular² di sana, bahkan nampak hidup berdampingan. Pesan kakek inilah yang selalu saya ingat, berusaha untuk tidak membunuhnya.

Postingan kali ini bukan untuk membahas kisah² itu, Mimin mau cari tahu mengenai profil ular hijau yang menyambangi rumah Mimin malam itu, siapakah dia?

Ilustrasi T. albolabris, gambar diambil dari Google.

Setelah Mimin cari tahu, ular itu merupakan jenis ular Viper, ya masih satu keluarga dengan jenis ular Viper.

Ular ini punya nama latin Trimeresurus albolabris atau sering disingkat T. albolabris. Seperti yang Mimin sampaikan di atas, ular ini masuk dalam family Viperidae.

Nama lainnya viper hijau, ular bangkai laut, oray bungka, oray majapait, ula gadung luwuk, ulah sanggit, sawa tarihu, cindalu. Di luar negeri sering disebut bamboo pit-viper.

T. albolabris ini punya panjang sekitar 60 cm untuk ular jantan dan 80 cm untuk ular betina. Berekor pendek 10-13 cm. 

Ular ini mempunyai ukuran tubuh yang sedang, agak gemuk pendek dan tak begitu lincah. Kepala jelas menjendol besar, seperti seekor kodok yang ‘tertancap’ di atas leher yang mengecil.


T. albolabris termasuk ular nokturnal, aktif pada malam hari untuk mencari mangsa.

Habitat T. albolabris ini adalah di ranting² hutan, di atas lantai hutan, menyukai hutan bambu dan semak² nya yang lokasinya dekat dengan sungai, tidak jarang ditemukan di pekarangan atau kebun dekat rumah.


Nah cocok sekali, rumah Mimin ini memang punya pekarangan sekitar yang cukup lapang, dimana di depan terdapat kebun dan pesawahan, kemudian di sisi belakang rumah Mimin ada sungai dan ada kebun bambu dan semak belukaranya. Habitat yang sangat cocok dan mendukung untuk T. albolabris.

Dalam rantai makanan, makanan ular ini adalah katak atau kodok, burung, mamalia kecil dan reptil seperti kadal.

T. albolabris ini berkembang biak dengan bertelur dan melahirkan, bahasa ilmiahnya ovovivipar. Ular ini sebenarnya berkembang biak dengan bertelur, hanya saja telur dierami di dalam perutnya, ketika persalinan ular ini menetas diperut dan lalu baru dikeluarkan seolah-olah melahirkan. Sekali bersalin, ular ini mengeluarkan ular² kecil kurang lebih 25 ekor.

Hmm, cukup banyak juga jika rantai makanan di ekosistem rumah mu gak seimbang, pertumbuhan ular ini bisa jadi hama yang meresahkan.

Dikategorikan sebagai ular berbisa. Bisa bersifat hemotoksin, merusak sistem peredaran darah. Gigitan ular ini pada manusia menimbulkan rasa sakit yang hebat, dan kerusakan jaringan di sekitar luka gigitan. Dalam menit-menit pertama setelah gigitan, jaringan akan membengkak dan sebagian akan berwarna merah gelap, pertanda terjadi perdarahan di bawah kulit di sekitar luka.

Ilustrasi T. insularis punya warna biru yang indah, dibalik keindahannya ada kengerian. Gambar diambil dari Google.

Sekedar informasi tambahan, T. albolabris ini punya saudara T. insularis, dibedakan dengan warnanya, T. insularis ini berwarna kebiruan, hidup di Taman Nasional Komodo, NTT dan wilayah sekitarnya. Masih satu saudara ya, yang dibedakan warna kulit saja.

Ular ini juga sering diperjual belikan lho sebagai peliharaan, umumnya dijual sekitar Rp 50.000,- bahkan ada yang borongan 5 ekor Rp 100.000,-. Harganya bervariatif, tapi relatif murah sih. Mau pelihara reptil satu ini?

Hmm Mimin mah ogah deh, gak minat pelihara hewan yang membahayakan jika lalai sedikit saja bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain.


Ya segitu saja ya perkenalan dengan ular satu ini. Biarlah ular ini hidup seimbang di alamnya, termasuk juga hewan² lainnya hendaknya kita bisa imbangi supaya rantai makanan tetap terjaga.

Tapi untuk serangga ini, bagi Mimin sebagai musuh, cukup meresahkan ketika sudah masuk ke wilayah rumah, laba-laba, semut, atau serangga lainnya pasti akan saya habisi. Kalau mereka hidup di luar rumah akan Mimin biarkan, tapi kalau sudah masuk ke wilayah manusia dalam hal ini Mimin, pasti akan Mimin habisi.

Karena gak mungkin pemangsa mereka harus masuk rumah Mimin untuk mengejar mereka di dalam rumah. Mimin tidak mungkin menghalau mereka keluar, karena jumlah mereka pastinya cukup banyak, sehingga satu² nya dihabisi.

Sampai jumpa disharing informasi dari Mimin, semoga bisa menambah pengetahuan kita semua. Berhati-hatilah terhadap reptil berbisa ketika sedang di pekarangan rumah yang bersemak, apalagi cocok dengan habitat hidup dari ular viper ekor merah ini. SSDK

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Semalam, kembali rumah disambangi ular jenis ini, hanya saja dengan ukuran lebih kecil sedikit, tapi kali ini ular ini dieksekusi oleh saudara sy, fatality dibagian kepala dan remuk.

    Diketahui ular ini habis dari arah rumah dan hendak menuju kebun depan rumah, kebetulan lampu halaman rumah tetangga gelap, sehingga ular ini leluasa melintas.

    Diketahui ular ini aktif di malam hari, apalagi ketika gelap. Sehingga untuk menghindari ular ini usahakan penerangan cukup pada malam hari.

    BalasHapus

Tinggalkanlah pesan, maka saya akan cari anda sambil saya berselancar di dunia ini ...