Mengenal Gas Alam atau Gas Bumi Indonesia

Setelah kita mengenal jenis² gas pada postingan sebelumnya, perlu juga kita menambah pengetahuan seputar gas alam atau gas bumi itu sendiri, darimana manakah bersumber?

Pada postingan kali ini Mimin mencoba mencari tahu dan mengumpulkan informasi, dari mana saja kah sumber² gas alam atau gas bumi Indonesia ini berasal. Mari kita simak bahasannya.

Ilustrasi, kilang gas alam. Gambar diambil dari Google.

Gas alam atau gas bumi merupakan sumber energi yang bersumber dari fosil tanaman, hewan, dan mikroorganisme yang tersimpan di bawah tanah selama ribuan bahkan jutaan tahun.

Jadi gas alam dan minyak bumi adalah sumber energi yang sama, jumlahnya terbatas dan tak terbarukan. Perlu waktu jutaan tahun untuk merecovery atau menghasilkannya lagi dalam jumlah yang sama.

Jika diambil terus menerus pada akhirnya akan habis juga pada waktunya.

Komposisi utama dari gas alam atau gas bumi sendiri adalah metana (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama gas mulia helium.

Gas alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas.

Gas alam punya berat jenis yang lebih ringan, jadi apabila gas alam ini bocor akan mudah terlepas ke udara. Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah antara 6% hingga 15%.

Sekedar informasi saja, pembakaran satu meter kubik gas alam komersial menghasilkan 38 MJ (10.6 kWh).

Hmm, Mimin sebulan 2x isi meteran listrik digital di rumah @ Rp 50.000,- dapat 34kWh. Jika Mimin punya gas alam yang bisa dikonversikan menjadi energi listrik, maka membutuhkan 3,2 m³ gas alam, dimana 1m³ gas alam itu harganya Rp 3.333,33. Berarti jika Mimin membayar dengan gas alam, biaya yang Mimin keluarkan adalah sebesar Rp 10.666,65.

Hmm jauh lebih murah jika dikonversikan dengan gas alam ya. Hanya saja, alat konverter untuk menghasilkan kWh itu pastinya butuh investasi yang gak sedikit, lalu apakah wort it? Rasanya tidak, ini hanya membandingkan saja, berapa tingkat efisiensi yang mungkin diperoleh dari konversi energi ini.

Informasinya per 2022 yang lalu harga per m³ gas alam ada dikisaran Rp 10.000,- jika dihitung, coba kalian hitung saja sendiri ya berapa selisihnya. Jatuhnya memang tetap lebih murah sih.


Indonesia telah memanfaatkan energi gas alam atau gas bumi ini sejak tahun 1960. Saat itu Perusahaan Gas Indonesia mulai berkembang.

Di Asia Pasifik Indonesia cukup dipandang soal cadangan energi gas alam atau gas bumi ini. Bahkan di dunia masuk ke dalam 10 besar negara penghasil gas alam.

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, RI, mencatat beberapa ladang² gas alam atau gas bumi di Indonesia, antara lain di Blok A, Aceh ; East Natuna ; Jambaran Tiung Biru ; Merakes ; Tanggung Train 3 ; Asap-Kodo-Merah ; dan Abadi.

Beberapa titik yang disebutkan di atas terbagi ke dalam empat wilayah atau area, yang pertama adalah Arun, Aceh (Pulau Sumatra), kedua adalah Bontang (Pulau Kalimantan), ketiga adalah Tangguh (Pulau Papua) dan keempat adalah Pulau Natuna.

Cukup banyak titik ladang² gas alam atau gas bumi Indonesia, masing² titik ini punya cadangan gas yang berbeda-beda. Satuan cadangan gas disebut TSCF. TSCF adalah singkatan dari trilliun standard cubic feet. 


Untuk pensuplai gas alam atau gas bumi di dunia terbesar adalah Amerika Serikat dan Rusia. Keduanya punya kontribusi sebesar 40% dari total produksi gas alam dunia.

Negara lain yang juga punya kontribusi produksi gas alam atau gas bumi ada Iran, Qatar, Kanada, China, Norwegia, Saudi Arabia, Algeria, Australia dan negara kita Indonesia.

Negara dunia yang punya konsumsi terhadap gas alam atau gas bumi tapi tidak punya cukup banyak produksi gas alam itu sendiri ada Jepang, Meksiko dan German. Mereka punya konsumsi cukup tinggi terhadap gas alam, meski mereka gak punya pasokan gas alam yang memadai.

Di Indonesia sendiri, konsumsi gas alam domestik itu lebih banyak digunakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Gas alam atau gas bumi untuk sektor industri dikonsumsi oleh industri pupuk, petrokimia, keramik, baja, glassware, kaca, semen, dan sarung tangan karet. Sektor industri yang disebut ini yang punya konsumsi relatif tinggi terhadap sumber energi gas alam atau gas bumi.

Untuk sektor rumah tangga, gas alam didistribusikan melalui pipanisasi atau jaringan gas (jargas) oleh Perusahaan Gas Negara (PGN) melalui penugasan oleh pemerintah, baru ada di beberapa daerah di Indonesia. Lihat data infografis di bawah ini.

Infografis wilayah² yang beruntung mendapatkan jaringan gas ke rumah tangga. Gambar diambil dari Google.

Kota kelahiran Mimin di Cirebon termasuk beruntung mendapatkan jargas ini, ya kira² 25 tahun yang lalu jargas sudah masuk di wilayah rumah tinggal Mimin.


Meskipun di atas tadi kita punya beberapa titik area penghasil atau kilang² gas alam atau gas bumi, namun dari kebanyakan kilang gas alam itu didominasi oleh perusahaan asing yang mengelola kilang tersebut. Itu karena kemampuan infrastruktur dan investasi besar dalam hal produksi, dan mereka hanya mau berinvestasi jika produksi gas yang dihasilkan itu dapat diekspor.

Hal ini jadi kelemahan Indonesia dalam mengelola sumber daya buminya sendiri, alhasil kebutuhan domestik yang harus nya terpenuhi dengan cadangan gas alam yang cukup besar harus dipaksa mengalah memenuhi tuntutan ekspor terlebih dahulu, ditambah lagi nilai tambah eskpor sumber daya energi ini sangatlah kecil, karena diekspor mentah², sehingga nilai tambahnya relatif kecil.

Berikut ini beberapa perusahaan asing yang berinvestasi di ladang² gas bumi Indonesia dimana mereka berkontribusi 87% dari produksi gas alam Indonesia.
1. CNOOC Limited
2. Total E&P Indonesia
3. Conoco Philips
4. BP Tangguh
5. Exxon Mobil Oil Indonesia


Oh iya, ada satu lagi energi bahan bakar namanya biogas, ini juga sumber energi juga, hanya saja bedanya adalah darimana dia bersumber. Biogas berasal dari gas metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil.

Biogas umum ditemui di peternakan sapi, dimana biogas diproduksi dengan memanfaatkan pengolahan kotoran² ternak sapi yang disimpan atau ditampung dalam tangki tertentu, sehingga hasil proses pembusukan ini menghasilkan gas metana, inilah yang disebut biogas.

Biogas juga dapat diproduksi dari tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.

Biogas ini pun bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar rumah tangga, untuk memasak, seperti layaknya instalasi jargas alam, atau gas dalam tabung (elpiji) bahkan jika dikonversi bisa menjadi energi listrik.


Sebagai penutup, gas alam ini beda dengan panas bumi. Energi dari hasil panas bumi memang menghasilkan gas bertekanan juga. Tapi sebetulnya bukan itu yang diproses untuk produksi menjadi gas alam. Energi panas bumi juga merupakan salah¹ variant pilihan sumber energi.

Mungkin akan dibahas nanti. Tapi untuk kali ini bahasan mengenai gas alam cukup sampai di sini, setidaknya resume seputar gas alam ini bisa menambah pengetahuan kita semua. Sampai jumpa pada postingan berikutnya. SSDK

Posting Komentar

0 Komentar