Tahukah Kamu, Kenapa Batu Bara Diangkut Seperti Piramid

Hai² sobat SSDK, lama Mimin gak ngepost diblog ini, malah lebih sering ngepost untuk blog yang lain. Kali ini Mimin mau share sesuatu yang selama ini jadi pertanyaan, 'why' dan terjawab saat ini.

Mari kita simak apa bahasan kita kali ini.

Mimin lahir dan besar di Kota Cirebon, dimana sejak kecil  tempat 'wisata' murah meriah adalah jalan² ke Pelabuhan Cirebon.

Pelabuhan Cirebon termasuk pelabuhan yang punya aktivitas unloading batu bara yang cukup tinggi. Jadi ketika sedang 'wisata' ke sana, tak asing dengan hilir mudik bongkar muat kapal tongkang pengangkut batu bara.

Ada pertanyaan dalam hati kecil ketika itu. Kenapa muatan batu bara yang dinaikan atau ditaruh di atas kapal tongkang itu dibuat menggunung seperti 'piramida'?

Ilustrasi, ketika batu bara sedang didistribusikan, dengan menggunakan tongkang, biasanya ditarik atau didorong dengan kapal tugboat. Gambar diambil dari Google.

Pertanyaan itu kini terjawab, setelah bertahun-tahun, dunia internet memberikan keterbukaan informasi untuk menjawab pertanyaan ini.

Jadi begini, batu bara tersebut diangkut dengan tongkang dari daerah tambangnya, daerah tambang batu bara di Indonesia berasal dari Pulau Sumatra atau Pulau Kalimantan. Entah dari mana yang tiba di pelabuhan Cirebon ini. Tapi gak perlu kita bahas sampai ke sana.

Distribusi batu bara antar pulau yang paling efisien adalah menggunakan kapal laut, meskipun untuk yang sepulau menggunakan kendaraan berat tronton via jalur darat dimungkinkan. Tapi untuk antar pulau, kapal tongkang jadi solusi paling efisien.

Loading batu bara hasil tambang ke kapal tongkang dibantu alat berat namanya  belt conveyor. 

Sebenarnya bisa saja batu bara diloading dengan diratakan, namun itu memerlukan effort lebih. Hal ini jelas jadi tidak efisien. Karena butuh alat berat tambahan untuk proses perataan, kemudian banyak waktu yang terbuang.

Selain itu ada beberapa alasan logis kenapa loading batu bara dibuat menggunung seperti piramida, ini dia alasannya:

1. Volume pengangkutan bisa maksimal.  Jadi angkut batu bara dengan metode menggunung itu ada hitungannya lho, jika dibandingkan dengan rata.

2. Kapal tongkang dioperasikan pada perairan yang tenang, metode loading batu bara dengan menggunung ini akan lebih stabil dan tidak mudah runtuh. Lain soal ketika melewati perairan yang tidak begitu tenang.

3. Jika batu bara diloading ke tongkang lalu diratakan, maka akan menimbulkan potensi batu bara terbuang saat proses perataan.  Ini lebih tidak efisien jika dibandingkan debu² batu bara yang tertiup angin jika diloading model menggunung.


Meskipun ada alasan² tersebut di atas  jadi dasar kenapa batu bara diloading menggunung, ternyata ada potensi kerugian juga lho.

Apa itu?

Jadi dengan posisi menggunung, baru bara akan punya potensi terkena terpaan angin ketika dalam proses distribusi. Terpaan angin ini akan menjadi potensi terjadinya 'swakar' alias batu bara terbakar dengan sendirinya, karena proses oksidasi kimiawi dari batu bara itu sendiri.

Jadi kira² itulah alasan kenapa batu bara yang dibawa tongkang² ke pelabuhan² tujuan kirim dibuat menggunung seperti piramida. Jadi ada alasan² lebih keefisiensian proses distribusi batu bara itu sendiri walaupun disisi lain dengan cara itu ada resiko lain.

Nah sekarang sudah paham kan, jadi supaya gak bertanya-tanya lagi. Dan bagi yang sudah paham, berikan penjelasan logis pada anak² kita ketika mereka melihat situasi apa yang mereka lihat tentang hal ini, supaya tak perlu waktu lama mereka bertanya-tanya untuk dapatkan alasan yang cukup logis kenapa begini, kenapa begitu.

Sampai jumpa dipostingan lainnya, membahas hal² lain yang nampak sederhana namun perlu juga kamu ketahui. Salam SSDK.

Posting Komentar

0 Komentar