Mengenal Dewa Bulan, "Konshu" dalam Mitologi Mesir

Postingan ini muncul dari rasa ingin tahu mimin setelah rutin mengikuti serial MCU di Disney+ Moon Knight yang sudah mengakhiri season pertamanya awal Mei lalu. 

Dari serial itu dikenalkan karakter yang terinspirasi dari mitologi Mesir, yaitu Dewa Bulan, yang disebut Konshu. Ada pula karakter lain yang jadi antagonis di serial tersebut yakni Dewi Ammit. Juga ada beberapa karakter dewa² mitologi Mesir yang dikenalkan. Semua itu inspirasinya adalah mitologi Mesir. 

Dunia Marvel adalah dunia fiksi, karangan orang. Tetapi mitologi Mesir itu nyata tercipta karena sejarah dan budaya panjang selama berabad-abad, bahkan peradaban dunia berkembang dari sana, setidaknya salah satunya yang kita kenal selama ini. 

Kali ini mimin mau bahas soal Dewa Bulan, "Konshu", dikatakan dia adalah penguasa malam 🌛🌟, pelindung pengembara malam. 

Ilustrasi Dewa Bulan Konshu, gambar diambil dari Google

Peradaban Mesir Kuno menganggap penting sosok Konshu, dialah Dewa Bulan yang disembah masyarakat Mesir kuno. Kita tahu bahwa mereka dimasa itu menganut polytheisme, menyembah banyak sosok "Tuhan". Itu kenapa di Mesir banyak sekali dewa-dewi yang disembah, membawahi bidang kehidupan manusia masing².

Dewa Bulan Konshu ini punya beberapa sebutan karena ejaan berbeda seperti Khensu, Chunsu, Chons, Khonshu, dan Khons. Kebetulan yang mimin tuliskan di sini adalah 'Konshu'. 

Dewa Konshu ini mempunyai perawakan yang tinggi, agak kurus dengan kepala burung. Simbol bulan sabit ada di atas kepalanya. 

Marvel komik mengilustrasikan kembali dewa bulan sebagai karakter cerita dalam komik mereka tidak jauh berbeda dengan sedikit bumbu² action. Lalu kemudian Marvel Cinematic Universe menggambarkan dewa bulan Marvel kedalam karakter yang lebih realistis, bisa dilihat digambar dibawah ini. 

Ini karakter dewa bulan dalam mitologi Mesir ala Marvel, jangan salah pemahaman ya. Gambar diambil dari Google. 

Mimin share sedikit soal dewa bulan ala mitologi Mesir nya Marvel Cinematic Universe supaya kalian tidak mencampur adukan mana yang mitologi nyata dan mana yang mitologi imajinasi. Meskipun insipirasinya dari mitologi yang nyata dari kebudayaan Mesir di dunia nyata. 

Dewa Konshu ini menggunakan simbol perlambang bulan sabit. Simbol ini diyakini dari makna namanya itu sendiri yang berarti pengembara. Banyak sejarawan mengungkapkan kemungkinan namanya, yang berarti "penjelajah". Why? Karena bulan bergerak atau melintasi langit setiap malamnya. Sejarawan lain menerjemahkan Khonsu sebagai seorang "navigator".

Dewa Bulan Konshu mempunyai penyembah yang berasal dari Thebes. Thebes atau Tebe (Θῆβαι, Thēbai) adalah kota di Mesir Kuno yang terletak 800 km sebelah selatan Laut Tengah, di tepi timur sungai Nil.  Saat ini, di atas bekas kota kuno ini berdiri kota modern Luxor, yang merupakan salah satu tempat wisata terkenal di dunia.

Selain sebagai pelindung para pengembara malam, menurut masyarakat Mesir kuno, Konshu juga dikenal sebagai 'dewa penyembuhan'. Kepercayaan ini muncul karena keajaiban penyembuhan ketika memohonkannya pada sang dewa. 

Tak hanya kesembuhan, Dewa Konshu pun dikaitakan dengan 'kesuburan'. Hal ini berhubungan dengan siklus menstruasi wanita dan bulan.

Menurut mitologi Mesir kuno, Konshu merupakan anak dari Dewa Amun dan Dewi Mut. Siapakah mereka? 

Sedikit mimin copas dari Wikipedia sbb. : Amun, rekonstruksi dari bahasa Mesir Yamānu (juga diucapkan Amon, Amoun, Amen, dan kadang Imen, Yunani Ἄμμων Ammon, dan Ἅμμων Hammon), adalah nama dewa dalam mitologi Mesir yang muncul secara berangsur-angsur dari konsep abstrak menjadi dewa pelindung Thebes. Amun menjadi penting dan dinyatakan dalam gabungan dengan dewa matahari, Ra, menjadi Amun-Ra atau Amun-Re.

Sedangkan Mut, yang berarti ibu dalam bahasa Mesir kuno, adalah dewi ibu Mesir kuno dengan banyak aspek yang telah berubah selama seribu tahun budayanya. Pengucapan lainnya ialah Mout. Dia sering digambarkan sebagai hering putih. Dia termasuk dalam dewa penting, yang dihubungkan dengan air yang mana segalanya terlahir melalui partenogenesis. Dia juga digambarkan sebagai wanita dengan mahkota Mesir di kepalanya. Setidaknya itu informasi dari Wikipedia

*partenogenesis merupakan pertumbuhan dan perkembangan embrio atau biji tanpa fertilisasi oleh pejantan.

Baik Amun dan Met tidak diceritakan siapa orang tua mereka, mitologi Mesir mencatat mereka tidak ada yang mencipta, tapi menciptakan diri sendiri. 

Konsep seperti ini memang akan sulit dipahami orang mereka yang menganut keyakinan monotheisme, apalagi kepercayaan pada dewa-dewi, soal anak dan diperankan sangat jadi isu yang krusial bagi agama samawi Yahudi dan Muslim. 

Kristen pun merupakan agama penganut paham monotheisme, namun soal teologi anak dan diperanakan, dimana Yesus kerap dipanggil sebagai Anak dan Bapa saja, kerap jadi masalah dan sering dijadikan bahan serangan oleh keyakinan yang lain (penganut monotheisme). 

Ilustrasi dewa-dewi mitologi Mesir kuno yang dipercayai masyarakatnya pada jamannya. Bagaimana dengan saat ini? Gambar diambil dari Google

Kembali ke konteks yang dibahas pada postingan ini. Konshu merupakan salah satu dari dewa-dewi yang diyakini oleh masyarakat Mesir kuno. 

Pertanyaannya, apakah saat ini masyarakat Mesir masih mempercayai Dewa Konshu ini? 

Entahlah, soal ini mimin belum bisa menjawab. Tapi sangat mungkin jika di Mesir modern saat ini masih ada komunitas² kecil yang masih mempertahankan keyakinan ini. Berkaca di Indonesia saja, masih ada komunitas² kecil yang mempertahankan keyakinan nenek moyang sebelum agama² besar masuk ke Indonesia. Bisa saja di Mesir pun begitu. 

Tidak banyak yang bisa mimin bagikan mengenai Dewa Konshu pada postingan kali ini. Perlu tambahan literatur terkait ini, sehingga perlu untuk mengakses informasi dalam bentuk buku. 

Sampai jumpa di bahasan lainnya, semoga catatan ini sedikit membantu mengenal 'kulit' dari salah satu Dewa Mesir kuno, yang kebetulan diangkat oleh komik Marvel sebagai karakter penting di dalamnya.

Informasi ini penting supaya generasi saat ini kenal dewa-dewi mitologi Mesir justru dari komik bukan dari literatur yang nyata dari budaya peradaban kuno dunia yang ada. Postingan ini setidaknya harapannya membantu supaya generasi muda paham, tidak tercampur aduk antara yang memang mitologi nyata dan 'mitologi komik'. SSDK

Posting Komentar

0 Komentar