Mengenal Sejarah Perusahaan Coklat SilverQueen

Februari identik dengan bulan kasih sayang, meskipun hanya ada satu tanggal yakni tanggal 14 yang dijadikan momen hari kasih sayang, tetapi selama bulan itu kebanyakan orang menganggapnya sebagai bulannya kasih sayang. Walaupun seharusnya kasih sayang seharusnya dilakukan setiap saat.

Sesuatu yang berhubungan dengan hari kasih sayang adalah coklat. Ada satu coklat yang saya kenal sejak awal adalah SilverQueen. Coklat merk satu itu dulu saya pikir adalah produk impor, tapi ternyata SilverQueen adalah produk lokal Indonesia.

Untuk itu kali ini mimin akan mengulas tentang perusahaan brand SilverQueen ini, supaya kita mengenal sejarahnya. Tak kenal maka tak sayang, begitu kata pepatah.

Ilustrasi beberapa produk coklat SilverQueen saat ini, beberapa varian dirilis, mana yang jadi kesukaan mu? Kalau mimin sjka semuanya, kecuali yang putih. Coklat koq putih warnanya 😂🤭. Gambar diambil dari Google.

Siapakah orang dibalik nama brand Silverqueen ini? Dialah Ming Chee Chuang Silverqueen. Beliau ini adalah pebisnis asal Burma / Myanmar. Merupakan warga keturunan Thionghoa yang sudah lama tinggal di Bandung.

Usaha bisnisnya diawali dengan membeli perusahaan eks Belanda, yang bernama NV Ceres. Perusahaan era Hindia Belanda ini dimiliki oleh orang Belanda yang dijual seiring invasi Jepang ke Indonesia pada tahun 1942.

Setelah dibeli, perusahaan NV Ceres berganti nama menjadi PT Perusahaan Industri Ceres. Di sinilah awal mula brand SilverQueen mulai dikenal pada nantinya.

Diawal mulanya, PT Perusahaan Industri Ceres punya produk biskuit wafer Ritz. Namun sayangnya pada akhirnya merk dagang produk tersebut menjadi milik Nabisco Foods karena merk ini sudah ada sejak 1949 yang didirikan oleh orang Belanda. Meski begitu, brand Ritz tetap diperjuangkan diambil alih dan akhirnya membuahkan hasil, PT Perusahaan Industri Ceres menjadikan brand Ritz sebagai brand wafer kepunyaan Ceres.

Merk SilverQueen ini sendiri lahir pada tahun 1950-an. Ditahun yang sama juga merk Ceres diperkenalkan. Ceres kita tahu adalah brand dari bahan makanan olahan coklat meses.

Salah satu iklan/ poster iklan SilverQueen jaman dulu, kemasannya serupa hingga jaman saat ini. Coklat yang melegenda, selalu ada setiap saat, apalagi saat Valentine Days. Gambar diambil dari Google.

Ciri khas coklat batangan SilverQueen adalah campuran kacang mete dan coklatnya. Coklat batangan ini mulai populer tahun 1955 ketika Bandung menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Kala itu Mr. Chuang mendapatkan order coklat untuk acara KAA tersebut.

Presiden Soekarno menunjuk Mr. Chuang untuk mensuplai makanan coklat ini untuk acara KAA. Kebetulan memang Presiden Soekarno sangat menyukai coklat buatan Mr. Chuang ini.

Awal mula pabrik Mr. Chuang ini berada di Garut, karena kebutuhan produksi pabriknya dipindahkan ke Bandung.

Ini katanya adalah pabrik SilverQueen awal di Garut, sebelum pindah ke Bandung. Gambar diambil dari Google.

Pabrik coklat masa saat ini di Bandung. Gambar diambil dari Google.

Saat ini brand SilverQueen berada dalam naungan perusahaan yang bernama Petra Foods Limited yang berpusat di Singapura.

Perusahaan ini kemudian dilanjutkan oleh anak² dari Mr. Chuang yaitu John Chuang dan Joseph Chuang. Pada masa anak² nya inilah perusahaan induk baru Petra Foods Pte., Ltd. didirikan tepatnya 1984. Sekaligus menggabungkan induk PT Perusahaan Industri Ceres kedalamnya, hingga saat saat ini.

Pada tahun 1987 Petra Foods mulai mendistribusikan merk pihak ketiga. Ada pun merk² utama seperti SilverQueen, Chunky Bar, Biskuit Selamat, Ritz, Ceres dan Delfi. 

Hingga saat ini merk² tersebut bisa ditemukan diberbagai negara lain di luar Indonesia seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Filiphina.

Simak video kisah perjalanan SilverQueen dari karikatur HajarWin

Begitulah kira² sejarah singkat mengenai coklat SilverQueen, yang dikira merupakan produk impor ternyata buatan dalam negeri namun mendunia. Memang banyak coklat premium yang dikenalkan di pasar, namun coklat SilverQueen punya citarasa tersendiri dihati para konsumennya.

Bagi orang lain menganggap SilverQueen coklat kampung, tapi tidak bagi mimin, dulu mimin hanya bisa beli SilverQueen setahun sekali kalau habis dapat uang THR dari pakde dan bude, karena gak mampu beli. Tapi kini, ketika ada uang, dan ingin coklat yang dibeli pasti SilverQueen. Itu pula yang jadi alasan ketika Valentine Day, coklat SilverQueen gak pernah ketinggalan menghiasi valentine gift untuk orang tersayang.

Semoga catatan ini bisa menambah pengetahuan kita semua, banyak hal serba-serbi dunia yang perlu kita ketahui, untuk menambah wawasan. Sampai jumpa dicatatan lainnya lagi. SSDK

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Hampir tiap tahun, tiap valentine day saya beli coklat satu ini. Tapi ada yang berubah, bukan soal taste atau soal rasa, rasa itu sama dari dulu sampai sekarang.

    Yang berubah adalah soal ketebalan si coklat, tahun ini saya rasakan coklatnya makin tipis saja.

    Apakah kalian juga merasakan hal yang sama?

    BalasHapus

Tinggalkanlah pesan, maka saya akan cari anda sambil saya berselancar di dunia ini ...