Mengenal Sejarah Diciptakannya Bata Ringan

Bata 'ringan', padahal ya seringan-ringannya tetap juga berat lho, untuk ukuran bata ringan 10 x 20 x 60 itu beratnya sekitar 8,5 kg, kan lumayan untuk berat segitu, gak bisa dikatakan ringan juga. Ya itu menurut mimin sih.

Kali ini mimin ingin tahu mengenai sejarah ditemukannya bata ringan, hingga akhirnya bisa dikenal saat ini.

Bata ringan yang dijual di pasaran itu ada dua jenis, yaitu AAC (Autoclaved Aerated Concrete) dan CLC (Cellular Lightweight Concrete). Pada bata ringan AAC proses pengeringan dilakukan di dalam oven/ autoclave dengan tekanan tinggi, sedangkan pada CLC pengeringan dilakukan dengan cara alami.

Ilustrasi bata ringan AAC yang umum banyak diproduksi dan bata ringan jenis ini yang dikembangkan sejak awal. Gambar diambil dari Google.

Bata ringan atau orang juga menyebutnya dengan 'hebel' itu ada sejarahnya lho. Gak ada salahnya kita tahu dan memahami awal mula bata ringan ini dikenal.

Ide atau gagasan penemuan material konstruksi bata ringan ini dikembangkan sejak 1880, dicetuskan oleh peneliti berkebangsaan Jerman Michaelis. Pada tahun berikutnya, selang sembilan tahun proses aerasi dalam pembuatan bata ringan dipatenkan oleh Hoffman di Ceko, tahun 1889.

Pembuatan bata ringan ini terus dikembangkan, dengan penambahan beberapa senyawa kimia, seperti bubuk aluminium, penelitian ini dikembangkan oleh Dyer dan Aylsworth dari Amerika, tahun 1914. Proses itu lalu kemudian disempurnakan oleh Axel Eriksson dan dipatenkan tahun 1923.

Masih di Eropa, di tempat lain pula yakni di Swedia dikembangkan pula bata ringan ini, pada tahun 1923. Material bangunan ini dikembangkan kala itu di sana untuk mengurangi penggundulan hutan, karena masa itu banyak bangunan yang dibangun menggunakan material kayu.

Pada periode setelahnya dikenal bata ringan dengan metode produksi AAC, yang dikembangkan oleh Joseph Hebel tahun 1943 di Jerman. Sejak masa inilah bata ringan skala produksi mulai dikenal luas, setelah diproduksi massal dan komersial oleh Hebel dan Hebel sendiri menjadi brand bata ringan tersebut dan dikenal mendunia.

Pada akhirnya nama 'hebel' dikenal untuk menamai bata ringan ini, bata ringan AAC dikenal dengan nama 'hebel' tetapi pada akhirnya orang tahunya semua bata ringan disebut hebel.

Bata ringan 'hebel' mulai dikenal di negara lain. Tahun 1967 didirikan pabrik 'hebel' pertama di Jepang, bekerja sama dengan Ashahi Chemical.

Bata ringan jenis AAC pertama kali masuk ke Indonesia sejak tahun 1995, sejak didirikan pabrikasi bata ringan AAC di daerah Karawang, Jawa Barat. PT Hebel Indonesia adalah pemegang merk dagang Hebel, namun sayangnya perusahaan ini bangkrut, sejak itu pula bermunculanlah brand bata ringan lain, tapi kebanyak orang masih mengidentikan bata ringan = hebel. Sama seperti orang di beberapa daerah yang menyamakan motor = Honda, air mineral = Aqua. Padahal nama² itu adalah brand atau merk dagang milik perusahaan tertentu.


Di Google tidak banyak menjelaskan detail mengenai awal mula penemu bata ringan ini. Bata ringan diciptakan dari beberapa ide gagas peneliti² konstruksi, dengan percobaan².

Google merekam, kebanyakan bata ringan ini awal mulanya berawal dari Swedia tahun 1923, namun beberapa catatan lain mencatat, bahwa sebelum tahun itu sudah ada penelitian² mengenai bata ringan yang penelitiannya dipatenkan.

Hanya saja, bata ringan komersil dan produksi massal memang dikenal sejak jaman Joseph Hebel, yang akhirnya namanya dikenal sampai sekarang, untuk menyebut istilah bata ringan.


Karena ada dua jenis bata ringan, bata ringan yang awal dikembangkan adalah jenis AAC. Dimana dalam pembuatannya membutuhkan reaksi kimia. Bahan² material penyusunnya yang umum digunakan antara lain pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air dan pasta aluminium sebagai pengembang. Lalu kemudian proses akhir pembuatannya adalah dioven dengan suhu tinggi sekitar 183 °C.

Sedangkan bata ringan jenis CLC, merupakan bata ringan yang dibuat dengan cara lain, konsepnya seperti beton konvensional, hanya saja agregat kasar (krikil) dalam adonan beton konvensional itu digantikan gelembung udara.

Material penyusunnya yang umum antara lain pasir, semen, air dan foam. CLC sama halnya dengan beton konvensional dimana kekuatan akan bertambah seiring dengan waktu melalui kelembapan alami pada tekanan atmosfer. Meskipun tidak seringan AAC, CLC menawarkan penurunan berat material yang cukup besar dibandingkan dengan beton konvensional dan isolasi termal 500% lebih tinggi dan tahan api.

Ini ilustrasi bata ringan jenis CLC, dengan warna lebih gelap. Gambar diambil dari Google.

Pembeda antara bata ringan AAC dan CLC adalah pada warna, warna bata ringan AAC lebih putih. Sudut kepresisian dari AAC lebih presisi ketimbang CLC.

Bata ringan mempunya ukuran standar panjang 60 cm dan tinggi 20 cm, untuk ketebalan yang bervariasi tergantung pabrikan atau brand nya masing² melihat kebutuhan pasar. Ukurannya bervariasi dari 7,5 cm ; 10 cm ; 12,5 cm ; 17,5 cm hingga 20 cm.

Selain ukuran standar ada juga ukuran jumbonya dengan panjang 200 cm dan tinggi 60 cm. Untuk ketebalannya bervariasi, hampir sama dengan ukuran bata ringan standar untuk ketebalan.

Bobot standar bata ringan, untuk ukuran standar dengan tebal 7,5 cm bobotnya dikisaran 5,5 kg dan tebal 10 cm bobotnya dikisaran 8 kg, plus minus ya.


Sebagai penutup, untuk menambah pengetahuan dan informasi soal bata ringan, berikut ini beberapa merk bata ringan yang dijual di pasaran. Ini membantu kita ketika nanti mau bangun rumah, butuh bata ringan, setidaknya tahu beberapa merk bata ringan yang ada di pasar Indonesia terutama. Penomoran bukan didasarkan mana prioritas terbaik ya, hanya penyebutannya saja, catat itu.
#1 Falcon
#2 Citicon
#3 Grand Elephant
#4 Ecoblock
#5 Bricon
#6 Brix
#7 Focon Interlite
#8 Mercusuar
#9 Gracon
#10 Priority One
#11 HiBrick
#12 Gracon
#13 Blesscon
#14 Optima


Begitulah kira² pembahasan mengenai awal mula bata ringan bisa dikenal, memang tidak banyak sejarah detailnya, karena banyak ilmuwan atau peneliti² konstruksi yang mencoba inovasi² baru mengenai bahan material bangunan.

Tidak menutup kemungkinan, dimasa akan datang ada material bangunan lain selain batu bata, batako, bata ringan. Bahkan saat ini untuk urusan dinding dikenal bahan insulated panel dengan material foam gabus yang dilapis material aluminium atau metal tertentu.

Semoga rangkuman informasi ini membantu menambah informasi kita, tentang serba-serbi dunia kita ini. Sampai jumpa dicatatan mimin lainnya.

Kalau kalian, mau bangun rumah kira² memilih menggunakan material apa nih? SSDK

Posting Komentar

0 Komentar