Mengenal Kunang-kunang, Serangga yang Nyaris Punah

Tahukah, serangga yang bisa mengeluarkan cahaya kelap-kelip yang dulu sering kita amati di tanah lapang depan atau belakang rumah ini sudah berada diambang kepunahan?

Pernahkah menemui serangga ini saat ini?

Mimin sendiri sudah tak pernah lagi menemui serangga satu ini. Terakhir menemuinya ketika mimin masih kecil, masih dibangku sekolah dasar, waktu itu di sekitaran rumah mimin masih ada lapangan luas, sebelum komplek perumahan nasional dibangun di sana.

Yang ada saat ini adalah pusing yang berkunang-kunang, karena stres dan tekanan hidup. Kunang² telah berganti menjadi kata kiasan.

Mimin mau bahas dan mencari tahu profil dari serangga yang bernama keren kunang-kunang ini.
Ini screenshoot mimin ambil dari model 3D Google

Kunang-kunang merupakan serangga. Dia dikenal sebagai serangga yang bisa mengeluarkan cahaya 'sinar dingin', cahaya yang dihasilkan bukan sinar ultraviolet atau inframerah. Cahaya yang dihasilkan mempunyai panjang gelombang 510-670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning atau hijau, dengan efisiensi sinar 96%.

Ini juga mimin ambil dari screehoot model 3D Google, mimin ambil tampak bagian tubuh bawah kunang-kunang, setidaknya bisa menggambarkan kunang-kunang dalam view lebih jelas.

Kunang-kunang termasuk ke dalam famili dalam ordo kumbang Coleoptera. Ada 2000 spesies kunang-kunang di seluruh dunia, yang tersebar di daerah empat musim dan beriklim tropis di dunia.

Habitat hidupnya adalah rawa, hutan hingga sawah, dimana banyak persediaan makanan untuk larvanya. Larvanya hidup di dalam tanah.

Fungsi dari cahaya yang dihasilkan kunang-kunang bukan untuk penerangan penghias malam. Cahaya yang dihasilkan kunang-kunang adalah cara untuk berkomunikasi, untuk saling mengenali dan memberi tanda kawin. Selain itu, cahaya yang dihasilkan juga sebagai mode pertahanan diri, menyampaikan bahwa mereka bukan makanan untuk serangga atau hewan predator lain.

*"Masa iya, lampu kelap-kelip mau dimakan, dikira debus."

Zat cahaya yang menghasilkan cahaya pada kunang-kunang ini mempunyai rasa yang tidak enak jika dimakan oleh serangga atau hewan predator lain, sehingga jika pun kunang-kunang dijadikan bahan makanan, bagian cahayanya tidak dimakan alias disisakan.

Perlu kamu tahu juga, bahwa kunang-kunang ini kanibal lho. Kunang-kunang betina menggunakan cahaya kelap-kelap ini dengan panjang gelombang tertentu untuk memancing kunang-kunang lain untuk disantap. Hal ini terjadi saat proses kawin, setelah dikawin, kunang-kunang betina akan menyantap kunang-kunang jantan. #sadis

Kunang-kunang betina lebih aktif mencari pasangan kawinnya, sedangkan kunang-kunang jantan sebaliknya, pasif.  Meskipun dianggap aktif, kunang-kunang betina tidak banyak terbang, mereka biasa hinggap di atas tanah atau rerumputan.

Kunang-kunang yang sering tampak terbang, dimungkinkan itu adalah kunang-kunang jantan.

Kelap-kelip cahaya satu jenis kunang-kunang memiliki warna, intensitas dan kekuatan yang khas sehingga hanya kunang-kunang dengan jenis yang sama yang mampu mengartikulasikan makna kelap-kelip cahaya tersebut.

Kunang-kunang betina bertelur saat hari gelap. Jumlah telurnya berkisar 100-500 butir. Telur² itu biasanya diletakan di tanah, rumput, ramting, di bawah dedaunan atau di tempat berlumut. Mereka lebih senang memilih tempat yang tidak banyak pengganggu, pekuburan sering dijadikan pilihan tempat mereka hidup.

Setelah 30 hari telur itu menetas menjadi larva², bentuknya menyerupai cacing tapi bercahaya, bentuknya pipih dengan kepala kecil, dengan rahang yang kuat. Cahaya ini berfungsi mengalihkan predator agar tak memangsa mereka.

*Owh jadi ini kenapa muncul mitos di masyarakat, bahwa kunang-kunang adalah kukunya orang yang sudah mati. Padahal mah, itu karena insting dari kunang-kunang saja, yang ingin tempat hidup yang aman dan sepi dari pengganggu (manusia).

Makanan dari kunang-kunang adalah cairan tumbuh-tumbuhan, siput kecil, cacing hingga serangga lain yang lebih kecil.

Masa larva kunang-kunang membutuhkan waktu 1-2 tahun, sebelum berubah menjadi kepompong. Masa kepompong berlangsung 10 hari kurang lebih. Setelah menetas dari kepompong, kunang-kunang butuh beberapa hari untuk mengeraskan sayap² mereka untuk dapat terbang sempurna.

Kunang-kunang dewasa itu hanya hidup 2-3 minggu untuk mencari pasangan. Jadi hidup mereka paling lama adalah pada masa menjadi larva yaitu 1-2 tahun.

Probabilitas kunang-kunang menjadi dewasa sangat kecil, karena ketika masih telur sudah banyak predator yang memangsa mereka, belum lagi ketika proses mereka masih menjadi larva dan kunang-kunang junior.


Penyebab kunang-kunang makin berkurang dan bahkan ada yang mengatakan diambang kepunahan adalah karena tempat habitat hidup mereka yang makin terbatas, lahan² kosong dan gelap ketika malam sudah berubah menjadi perumahan.

Kini banyak daerah yang sudah dialiri listrik, sehingga cahaya ada dimana-mana, cahaya lampu pijar jelas mempengaruhi cahaya alami yang mereka buat untuk berkomunikasi mencari pasangan guna bereproduksi untuk kembang biak selanjutnya. Bayangkan saja, jika masa waktu 2-3 minggu mereka tetap menjomblo, bagaimana mereka bisa berkembang biak.

Belum lagi masa hidup mereka lama disaat larva, dimana kondisi larva mereka tidak cukup mampu bertahan jika pun mereka dimangsa predator, jika dibandingkan ketika mereka sudah jadi kunang-kunang dewasa, bisa terbang dan kabur.

Kemudian tanah sawah dan perladangan yang sudah terkontaminasi pestisida jelas menghambat dan mematikan proses hidup mereka ketika menjadi larva.

Inilah yang menyebabkan kunang-kunang makin langka. Beruntung Google membuatkan maket model 3D tentang hewan ini, kalian bisa melihatnya dan mengajarkan atau menunjukan pada anak-anak anda, seperti apa sih kunang-kunang itu.

Sekian dulu catatan dari mimin, merekap mengenal kunang-kunang, serangga yang katanya dianggap sebagai kukunya orang mati, hanya karena mereka tinggal di pekuburan. Itulah manusia, senang memberikan stampel pada siapa saja, suka² keinginannya untuk memudahkan mengingat sesuatu tersebut.

Jumpa lagi nanti dipostingan berikutnya, bahas hal lain lagi tentang serba-serbi dunia kita. Salam sehat selalu. SSDK

Posting Komentar

0 Komentar