"Matahari" Buatan China, HL-2M Tokamak

Manusia diberikan kemampuan cipta, rasa dan karsa. Meski begitu manusia harus sadar apa yang diciptakan bukan untuk menyaingi Sang Pencipta sesungguhnya, Tuhan Yang Maha Esa.

Beberapa tahun lalu, kita dengar kabar bahwa ada ilmuwan yang sedang mencoba mengkloning makhluk hidup, baik manusia maupun hewan, meskipun hasil penelitian itu tidak sepenuhnya didukung banyak pihak, karena menyalahi kode etik.

Baru-baru ini, ilmuwan China berhasil menciptakan "matahari" buatan. Pertama kali mendengar, pastinya akan wah, takjub. Matahari? Sebuah benda angkasa sumber cahaya semesta kita saat ini, yang berukuran besar dan panas, China mampu membuatnya?

Yups, ilmuwan China berhasil merekayasa dan menciptakan sebuah alat, yang mereka namai HL-2M Tokamak. Fungsi sebenarnya alat ini adalah sumber energi alternatif, sumber energi bersih, dari sumber panas tinggi. Idenya seperti reaksi yang fusi yang terjadi di matahari.

Ilustrasi

Oleh karena itu, banyak orang menyebutnya "matahari" buatan. Jadi jika dibayangkan seperti matahari yang kita lihat dicakrawala, ya tidak seperti itu. Hanya saja reaksi dan panas yang dihasilkan itu menyerupai matahari. Dan itu semua diciptakan dari reaksi fusi hidrogen yang dapat menciptakan panas. Cara ini lebih aman dibandingkan reaksi fusi pada reaktor nuklir biasa. Panas yang dihasilkan oleh alat HL-2M Tokamak ini lebih panas 10x lipat dari inti matahari.

Oleh karena itu, kita namai dengan matahari dalam tanda kutip. Supaya tidak mengawang-awang membayangkan seperti matahari benda angkasa, bulat besar bercahaya dan panas.

HL-2M Tokamak ini merupakan prototipe. Tujuannya untuk diproduksi massal ditahun 2050. Rencananya prototipe industrinya ditargetkan selesai tahun 2035 mendatang. Karena ilmuwan China masih mencari material yang cukup kuat menahan panas yang dihasilkan.

Proyek "matahari" buatan ini ternyata merupakan kerjasama dari beberapa negara lho, tidak serta merta hanya China saja, ada keterlibatan negara lain antara lain Amerika Serikat, Uni-Eropa, Rusia, Jepang, India dan Korea Selatan.

"Matahari" buatan ini sendiri baru menyala selama beberapa detik pada Jumat, 04 Desember 2020 lalu. HL-2M Tokamak pertama kali melepaskan plasma pertamanya di fasilitas CNNC (China National Nuclear Corporation) di Chengdu, Provinsi Shicuan, China.


Harapannya, para ilmuwan yang terlibat pada eksperimental ini lebih berhati-hati, sehingga meminimalisir segala bentuk kesalahan yang berakibat fatal. Jangan sampai terjadi seperti eksperimental virus-virus mematikan seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, soal isu penyebaran virus covid-19 yang akhirnya menjadi pandemi dunia.

Semua itu berawal dari eksperimental ilmuwan-ilmuwan China. Harapannya lebih berhati-hari terhadap semua resiko yang ada. Dampaknya akan sangat luas, seluruh dunia akan terdampak walau jika berhasil yang lebih dulu menerima adalah negara yang bersangkutan, tapi jika bahaya negara lain terkena imbasnya.


Diatas langit masih ada langit, apapun ciptaan manusia untuk membantu bertahan hidup, hendaknya tidak mengabaikan siapa pencipta sesungguhnya, Tuhan Yang Maha Esa, sehingga apa yang diciptakan harus memberikan manfaat bagi orang banyak, bukan kesengsaraan. SDDK.

Posting Komentar

0 Komentar