Perebutan Nagorno-Karabakh

Sebuah nama tempat yang asing ditelinga saya, namun ramai diperbincangkan saat konflik antara Armenia dan Azerbaijan.

Saya dibuat penasaran dengan apa yang mendasari konflik kedua negara ini, sampai harus mengerahkan kekuatan militer untuk berperang. Berita tentang korban militer dan sipil terus berjatuhan. 

Konflik kedua negara ini makin memanas karena ada negara besar yang mendukung konflik ini, dimana Turki menjadi sekutu Azerbaijan. Mengingatkan soal konflik Suriah yang juga melibatkan Sekutu negara besar Turki versus Rusia. 

Mari kita cari tahu, apa dan siapa itu Nagorno-Karabakh? 


Nagorno-Karabakh merupakan sebutan menurut bahasa Azerbaijan atau Lernayin Gharabagh merupakan sebutan menurut bahasa Armenia. Merupakan suatu wilayah yang terletak di selatan Kaukasus. Lokasinya berada di wilayah Azerbaijan, tepatnya 270 km dari Kota Baku, ibukota Azerbaijan. 

Meski begitu, wilayah ini mayoritas dihuni oleh etnik Armenia. 

Wilayah ini memproklamirkan kemerdekaannya dari Azerbaijan pada 10 Desember 1991, sebagai Republik Nagorno-Karabakh. 

Proklamasi kemerdekaan ini tidak serta merta diakui dunia internasional, karena pada awalnya wilayah ini masuk wilayah Azerbaijan.

Wilayah ini terus mengalami konflik karena keinginan memisahkan diri. Seperti konflik yang pernah dialami Indonesia di wilayah Timor-timor, yang sekarang menjadi negara berdaulat Timor Leste.

Pada 27 Juni 2006, Armenia dan Azerbaijan sepakat untuk melakukan referendum di wilayah. Namun referendum yang dimediasi oleh negara-negara seperti Amerika, Prancis dan Rusia tidak pernah terwujud.

Azerbaijan yang menganggap Nagorno-Karabakh adalah wilayahnya menawarkan otonomi khusus, namun tawaran ini ditolak tokoh-tokoh pro kemerdekaan.

Wilayah ini sudah membuat Armenia dan Azerbaijan berseteru sejak tahun 1988.

Pada 20 Februari 2017, Republik Nagorno-Karabakh melakukan referendum konstitusional. Referendum ini lebih kepada menata rumah tangga negara Republik Nagorno-Karabakah, dimana diputuskan nama lain republik ini adalah Republik Artsakh, dan nama ini berdampingan dengan nama Republik Nagorno Karabakh. Keputusan lain adalah menghapuskan jabatan perdana menteri, dan presiden mendapat porsi tanggung jawab lebih besar. 

Referendum konstitusional ini jelas memancing ketidaksukaan Azerbaijan, yang dianggap sebagai provokasi dalam penyelesaian konflik. Pemerintah Azerbaijan tetap menyatakan bahwa Nagorno-Karabakh merupakan wilayah negaranya. 

Negara lain yang tak mendukung referendum ini antara lain Ukraina, Jerman, Georgia dan Turki. 


Kita coba melihat lagi ke belakang, kenapa wilayah ini menjadi sengketa berkepanjangan. 

Jadi wilayah ini memang sejak awal sudah jadi rebutan bangsa Armenia, Azerbaijan, Inggris dan Turki Utsmani. 

Sejak tahun 428M, wilayah ini secara bergiliran berada dalam pengaruh Persia, Arab, Seljuk, Mongol, Turki, sempat kembali ke Persia, lalu pada akhirnya Rusia. Dampak terbesar adalah akibat pengaruh Persia dan Rusia.

Orang Armenia menyebut wilayah ini sebagai Artsakh atau Ashkharatsuits, nama ini tercantum pada peta Armenia Raya abad ke-7, dan menjadi wilayah Kerajaan Armenia sampai kejatuhannya pada 428M.

Orang Azerbaijan menganggap nenek moyang bangsanya berasal dari Daghlyg Garabagh (pegunungan Karabakh). 

Wilayah Armenia dan Azerbaijan yang berdekatan membuat migrasi orang etnis Armenia pun datang ke Azerbaijan, mengincar ladang minyak yang baru ditemukan di Baku pada tahun 1870-an.

Di sana etnis pendatang seperti orang Armenia mendapatkan lapangan pekerjaan lebih baik daripada orang-orang Azerbaijan sendiri, karena memang skil kemampuannya lebih baik, sedangkan etnis lokal mendapatkan pekerjaan kasar. 

Situasi ketidakadilan ini terus berlangsung sampai pada berdirinya Uni Soviet pada 1922, wilayah Armenia, Azerbaijan,  dan Georgia dibawah kekuasaan Soviet, hingga Soviet runtuh konflik diantara etnis Armenia dan Azerbaijan makin meruncing hingga saat ini. 

Ada hal-hal lain seperti diskriminasi etnis, kejahatan persekusi, pembunuhan dan pemerkosaan diantara keduanya jadi dendam-dendam hingga saat ini. 

Wilayah Nagorno-Karabakh lah yang kini dipersengketakan jadi medan perang. Dimana wilayahnya masuk dalam kekuasaan Azerbaijan namun penduduknya didominasi oleh etnis Armenia.

Jika ingin memahami sejarah konflik Armenia dan Azerbaijan bisa dibaca pada artikel di bawah ini. 

Baca juga: Sejarah Perang Nagorno-KarabakhNagorno-Karabakh dan Konflik yang Tak Kunjung Padam

Informasi sederhana di atas bisa memberikan sedikit gambaran apa yang terjadi antara Armenia dan Azerbaijan. Dimana Turki terlihat paling gencar mendukung Azerbaijan. Armenia sendiri sebenarnya didukung Rusia, hanya saja tidak begitu kentara peran Rusia, ketimbang ketika Rusia mendukung rezim berkuasa di Suriah. Iran yang berbatasan dengan Azerbaijan cenderung mendukung Azerbaijan karena kebanyakan etnis Azerbaijan berada di Iran. 

Sengketa keduanya ini mirip dengan yang dulu pernah terjadi di Timor-timor, hanya yang membedakan di Timtim dulu masalah etnis tidak jadi isu serius, lebih kepada wilayah dan keinginan untuk memisahkan diri.


Entah bagaimana PBB bisa jadi penengah untuk menyelesaikan konflik ini. Saya agak pesimis dengan peran PBB. Ketika konflik antar negara tak sekedar soal wilayah saja, tapi ketika sudah merembet ke soal etnis, suku, agama dan keyakinan, maka akan sulit untuk melerainya. Selalu akan ada isu balas dendam, sekarang atau nanti. 

Semoga perang di berbagai belahan dunia segera diakhiri. Banyak korban yang tak berdosa akibat perang ini. Konflik yang diselesaikan dengan jalan kekerasan adalah solusi dari mereka yang tak berakal, layaknya binatang yang menyelesaikan masalah dengan saling terkam dan makan. 

Semoga informasi ini bermanfaat, melihat masalah konflik kedua negara ini lebih jernih tanpa melihat isu SARA di sana. 

Dunia punya banyak warna dan serba-serbinya, bahkan sejarah kekelaman, yang mana ini juga jadi warna tersendiri dalam dunia kita, yaitu warna kegelapan. SSDK. 

Posting Komentar

0 Komentar