Mengenal Perkutut

Setiap hari selalu saya lihat burung satu ini terbang, dari sekedar terbang rendah hingga bermain-main, mencari makan di sekitar halaman pabrik dimana saya bekerja. 

Seperti yang pernah saya ceritakan di beberapa postingan blog saya, ekosistem di area pabrik masih sangat terjaga. Masih banyak pohon besar dan rimbun di sini, tanah rerumputan dan semak-semak sisa dedaunan pun masih banyak.

Di alam liar, perkutut hidup di dataran rendah dengan ketinggian 900 meter dari permukaan laut. Menyenangi daerah tepian hutan, ladang, dan persawahan.

Kondisi ini menjadi habitat yang ideal bagi banyak burung. Salah satunya adalah burung perkutut. Mari kita lebih mengenal perkutut lebih lanjut. 

Ilustrasi • source: hobinyong.com

Perkutut atau punya nama ilmiah Geopelia striata. Terkadang orang menyebutnya sebagai merbuk, ada juga yang menyebutnya merpati lurik. Orang luar negeri menyebutnya zebra dove, barred ground dove. Di Malaysia dan Singapore disebut burung ketitir atau merbok. Di Thailand sendiri walau di sini dikenal sebagai perkutut bangkok, di sana disebut burung Jawa atau nokkhao chewa

Merupakan jenis burung pemakan biji-bijian, tapi tidak menuntut kemungkinan bahwa di alam burung ini makan makanan lain.

Di alam liar perkutut tersebar di wilayah Asia Tenggara seperti Filipina, Semenanjung Malaysia, Thailand dan Indonesia (Sumatera, Jawa, Bali, Lombok).

Di Indonesia sendiri, dikenal perkutut berdasarkan daerah hidupnya, misalnya perkutut Jawa, perkutut Sumatra, perkutut Bali dll. Namun perkutut Jawa lebih dikenal karena suaranya yang indah.

Perkutut sendiri ada dua jenis, perkutut lokal dan perkutut bangkok. Semua jenis perkutut umumnya disebut perkutut lokal, sedangkan perkutut bangkok sering disebut juga sebagai perkutut belang. Kenapa disebut perkutut 'bangkok' karena perkutut ini sudah sejak 50 tahun diternakan di Thailand.

Ciri yang membedakannya adalah dengan melihat lingkaran mata, dimana perkutut lokal punya lingkaran mata warna putih lebih besar daripada perkutut bangkok. Suara perkutut lokal lebih ringan, datar dan iramanya cepat, sedangkan perkutut bangkok lebih ngebass. 

Perkutut sering ditemukan di alam liar dan juga dikembangbiakan sebagai peliharaan. 

Untuk perkutut yang dipelihara umumnya diberi makan biji-bijianbiji-bijian seperti milat putih, milat merah, jemawut, gabah kecil, ketan hitam. Terkadang ada yang menambahkan canary seed, biji godem, biji sawi, hingga tulang sotong. 

Mari kita lihat untuk klasifikasi ilmiah dari burung satu ini:
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Abes
Ordo: Columbiformes
Famili: Columbidae
Genus: Geopelia
Spesies: G. striata

Di Indonesia, burung ini punya populasi cukup banyak. Terkadang burung ini jadi sasaran tembak para pemburu liar menggunakan senapan angin. Status konservasi untuk burung ini masih dalam tahap masih resiko rendah.

Tapi bukan berarti bebas ditembak seenaknya ya. Menembak hanya untuk menuntaskan kepuasan itu sungguh tak terpuji, apalagi makluk hidup yang dijadikan sasaran tembak.

Burung ini memiliki ukuran tubuh relatif kecil, kurang lebih 21 cm. Tubuhnya ramping, dengan ekor panjang. Warna dominan abu-abu dengan kombinasi coklat di bagian punggung dengan tipe hitam. Bulu isi ekor terluar kehitaman dan ujung warna putih. Warna paruh dan iris abu-abu biru. Warna kaki merah jambu tua. 

Perkutut berkembang biak dengan bertelur, sama seperti jenis aves lainnya. Sekali bertelur 2 butir, berwarna putih. Periode bertelur ada di Januari - September. 

Itu kenapa di bulan-bulan terakhir ini populasi burung ini cukup banyak ditemukan di tempat di saya bekerja.


Seperti yang saya sebut di atas, perkutut yang kita kenal adalah perkutut Jawa, perkutut ini dekat dengan budaya Jawa. Orang Jawa sering memelihara burung ini. 

Jika dipelihara, perkutut harus rutin untuk dijemur. Biasanya, pemilik perkutut akan mengerek sangkar burungnya ke tiang menjulang ke langit, supaya perkutut terkena sinar matahari. Perkutut membutuhkan ini untuk selalu tumbuh dengan sehat.

Di sangkar burung perkutut pun harus disediakan batu-batuan kecil, karena di alam liar, perkutut sering memakan batu-batuan kecil sebagai variasi makanan, jadi sumber mineral bagi tubuhnya supaya tetap sehat. 

Masyarakat Jawa percaya bahwa perkutut punya derajat lebih tinggi dibandingkan hewan peliharaan lain. Ada beberapa kepercayaan atau mitos terhadap burung ini, antara lain:

# Merupakan hewan ghaib. Dianggap sebagai jelmaan dewa. 
# Dipercaya mendatangkan keberuntungan, apabila cocok dengan pemiliknya. 
# Dipercaya mendatangkan kesialan, apabila mencirikan yakni berkicau dijam yang tidak jelas, bulunya aneh dan suara kicaunya gak lazim. 
# Perkutut juga dipercaya sebagai hewan pesugihan, untuk mencari kekayaan dengan cara ilmu Hitam. 
# Burung yang setia, konon dipercaya jika sudah cocok dengan pemiliknya, apabila sangkar dibuka dia tidak akan lari. 

Begitulah mitos-mitos dari burung perkutut. Bagi yang berpikiran logis dan realistis, burung perkutut ya sama saja seperti hewan unggas lainnya.


Bagi yang awam dengan perburungan seperti saya, pasti dibuat bingung sama burung sejenis. Perkutut nampaknya masih bersaudara dengan burung puter, derkuku, dan juga merpati. 

Jika bingung, bisa dilihat digambar di bawah ini ya. 

Ilustrasi • source: Google

Di alam, burung perkutut lebih banyak mudah ditemui. Terutama ya di tempat dimana saya bekerja, populasinya lagi meningkat. Senangnya bisa melihat mereka terbang berkeliaran dengan bebas.

Semoga ekosistem yang baik ini bisa terus terjaga ke depannya, supaya anak cucu kita masih bisa melihat mereka dan menikmati mereka dari alamnya, bukan dari sangkar.

Burung perkutut ini punya beberapa keunikan, selain sering disangkut pautkan dengan mitos, apa saja keunikan tersebut? 

+ Kotorannya tidak  berbau, dan cepat kering. 
+ Perkutut tidak rakus, dia hanya makan secukupnya sesuai kebutuhannya makan. 
+ Punya jiwa sosial tinggi, jarang berkelahi dengan sesamanya walau disatukan dalam sebuah sangkar yang sama.
+ Punya umur hidup yang cukup panjang mulai dari 40 tahun hingga 100 tahun. 
+ Bangkai perkutut tidak berbau.


Sepertinya cukup ya kita bahas perkututnya. Apa yang disampaikan di sini hanya resume sederhana untuk mengenal salah satu jenis unggas yang ternyata akrab dipelihara orang Jawa.

Bagi yang senang berburu, tolong lah ya, jangan merusak ekosistem dengan membantai hewan liar yang tak berdosa. Kepuasan yang hakiki adalah melihat mereka bisa hidup terbang bebas di alam liar, berdampingan dengan manusia. 

Ajarlah anak-anak kita mengenal hewan dengan cara lebih baik dengan tidak menyakitinya. Sampai jumpa dicatatan serba-serbi dunia kita. -cpr-

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Kalau dibilang orang awam sulit membedakan perkutut dan burung sejenis lainnya, aku setuju, sebab aku nggak bisa membedakan mana perkutut mana merpati. Dilihat dari gambarpun sulit dibedakan 😅

    Oiya, terima kasih Kak atas pengetahuannya 😁
    Aku jadi lebih tahu mengenai perkutut. Manusia juga bisa belajar dari perkutut untuk menjadi makhluk yang lebih berjiwa sosial serta makan secukupnya 🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener bgt, belajar soal sosial, setia dan bijak untuk tidak rakus. Penuh filosofi :)

      Hapus
  2. burung perkutut ini di kampung saya udh lama gk keliatan.. mungkin habis kali ya, krna stiap malam ada orng datang menjerat burung itu di atas pohon dengan cara menggunakan lem yg di letakan di ujung bambu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di daerah mana itu?
      Di daerah sy di Depok dulu banyak perkutut ini, sampai teman sy senang berburu, hampir tiap sore ditembak, belum kalau malam saat mereka lagi tidur juga didor. Saya juga sempat menekuni hobi menembak, untungnya sebelum saya menghabisi nyawa tak berdosa sy sudah gantung senapan #gaktega ekosistem dirusak dengan tak alamiah

      Hapus

Tinggalkanlah pesan, maka saya akan cari anda sambil saya berselancar di dunia ini ...