Mengenal Sleeping Beauty Syndrom

Kisah putri tidur kita ketahui berasal dari sebuah dongeng ketika masa kecil. Dimana sang putri yang tertidur itu akan terbangun setelah dicium oleh seorang pangeran. 

Ternyata di dunia nyata, hal seperti ini nyata adanya, bahwa orang bisa tidur panjang untuk periode yang tak bisa diperhitungkan. Tapi bukan dengan dicium ya untuk membangunkannya, ingat cara itu hanya terjadi di dunia dongeng. 

Tapi untuk lebih jelasnya kita cari tahu mengenai sindrom ini apa dan seperti apa, supaya kita bisa banyak tahu dan tahu banyak tentang hal-hal baru di sekitar kita. Saya coba kumpulkan informasi terkait hal ini dari berbagai sumber. 

Ilustrasi nyenyaknya tidur | source: Bobo

Sleeping beauty syndrom yang sering kita kenal punya nama ilmiah yaitu Kleine-Levine Syndrome (KLS). Merupakan termasuk penyakit saraf langka,  dimana si penderitanya akan mengalami tidur secara berlebihan (hipersomia). Rata-rata waktu tidur yang dihabiskan bisa sampai 20 jam per hari atau bahkan bisa berbulan-bulan. 

Uniknya, ketika masa tidur panjang ini selesai si penderita akan beraktivitas normal kembali, walau tidak menutup kemungkinan tidur panjangnya terulang kembali.

Meskipun tidur dalam waktu yang cukup lama, si penderita tidak akan buang air besar atau buang air kecil di tempat, ketika penderita membutuhkan proses tersebut maka akan bangun dengan sendirinya. 

Seperti yang diketahui di atas, ini merupakan penyakit saraf. Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, diketahui ada bagian otak yang terganggu dalam hal ini, yaitu hipotalamus dan talamus. Dimana kedua bagian otak ini berfungsi mengatur nafsu makan, mengendalikan tidur dan suhu tubuh.

Sejauh ini para ahli masih dalam tahap menduga mengenai penyebab pastinya. Berkurangnya suplai darah ke bagian otak jadi dugaan ketika terjadinya sindrom ini.

Para ahli lain percaya bahwa sindrom ini disebabkan karena gangguan autoimun, dimana sistem kekebalan tubuh si penderita menyerang jaringan yang sehat dalam tubuhnya sendiri. Ada kemungkinan juga sindrom ini merupakan kelainan genetis dari keluarga secara turun-temurun. 

Hingga saat ini gangguan ini masih sangat sulit diagnosis, karena gejalanya mirip seperti gejala kelainan kesehatan lain, seperti diabetes, hipotiroidisme, tumor, peradangan, infeksi dan depresi.

Dokter perlu waktu untuk memastikan diagnosanya ketika ada pasien yang diduga menderita sindrom ini. Oleh karena itu dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik seperti pengambilan darah, pemantauan tidur hingga tes pencitraan CT scan atau MRI dan uji diagnostik.
 

Kelainan ini bisa dialami siapa saja, baik dari usia muda hingga remaja. Namun ternyata, pria lebih mungkin mengalaminya, menurut penelitian sekitar 70% penderitanya adalah pria. Jadi, istilah yang cocok untuk di dunia nyata adalah "putra tidur", bukan "putri tidur". Just intermesso ya #kidding

Gejala yang umum adalah rasa kantuk yang hebat, sehingga si penderita mempunyai kesulitan bangun selepas tidur. Kondisi ini berefek pada halusinasi, disorientasi, cepat marah, perilaku kekanan-kanakan, nafsu makan meningkat serta dorongan seks berlebihan.


Jika mengalami permasalahan seperti ini diharapkan untuk berkonsultasi dengan dokter, itulah cara terbaik untuk mengantisipasi masalah lain yang timbul. Kemudian dengan adanya konsultasi ke tenaga medis, akan makin banyak data penderita sindrom ini dimana data ini akan jadi bahan penelitian lebih lanjut untuk memahami sindrom ini, agar berguna diwaktu yang akan datang. 

Mungkin segini saja catatan saya soal sindrom putri tidur ini, yang ternyata di dunia nyata lebih banyak dialami pria. Setidaknya dengan catatan ini saya mendapatkan  pengetahuan yang cukup. 

Hmm, kalau yang suka seharian tidur ketika akhir pekan, apakah termasuk sindrom ini? Hehehehe, itu mah sindrom mager namanya. Sekedar intermesso, #justkidding. Sampai jumpa dicatatan lainya, dilain waktu. Banyak tahu, tahu banyak. SSDK

Posting Komentar

0 Komentar