Kertas Struk Berbahaya? Benarkah?

Siapa yang punya kebiasaan menyimpan bukti pembayaran berupa kertas struk dari pembelanjaan, dari ATM?

Saya salah satu yang tunjuk tangan! Yups, itu salah satu kebiasaan saya dari dulu sampai saat ini, dimana bukti pembelian itu saya gunakan sebagai report untuk buat laporan keuangan atau pencatatan lain yang saya rasa perlukan.

Kertas struk yang kita kenal itu punya nama lain, kertas thermal. Ternyata ada lho bahaya dari penggunaan kertas thermal itu. Apakah itu? Mari kita cari tahu.

Ilustrasi kertas struk belanjaan | source: hello sehat

Kertas thermal mempunyai tekstur yang licin. Kertas ini sering digunakan untuk mencetak bukti pembayaran ringan, kuitansi, boarding pass, label bagasi, tiket kereta, tiket film, tiket konser, label resep dan kertas yang biasa dipakai di mesin faksimile, dan masih banyak lagi penggunaan kertas thermal dalam kehidupan kita sehari-hari.

Ada kimia berbahaya yang terkandung dalam kertas thermal. Dia adalah bisphenol, yang merupakan bahan kimia yang dapat mengganggu endokrin. Endokrin sendiri merupakan sistem kontrol kelenjar yang menghasilkan hormon untuk mempengaruhi organ lain dalam tubuh manusia.

Bisphenol A adalah senyawa sintetis organik yang termasuk turunan dari difenilmetana dan biphenol dengan dua gugus hidroksifenil. Merupakan padatan tak berwarna yang larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air.

BPA merupakan prekursor untuk plastik, terutama polikarbonat dan resin epoksi tertentu, serta beberapa polisulfon. Material plastik yang mengandung BPA terkenal kuat dan tangguh. Resin epoksi yang berasal dari BPA biasa digunakan untuk melapisi pipa air, kemudian jadi pelapis dibagian dalam kaleng makanan dan minuman, hingga bahan pendukung pembuatan kertas thermal, yang tadi bicarakan di atas tadi.

Pelapis dari kertas thermal ini merupakan campuran dari zat warna serta matriks yang jika dipanaskan pada titik leburnya akan bereaksi dengan asam lalu kemudian berubah warna.

Menurut penelitian beberapa peneliti, ada banyak kandungan BPA dalam satu kertas thermal daripada kandungan dalam botol air. Kebiasaan kita meremas kertas thermal sebelum membuangnya menyebabkan peningkatan kadar bahan kimia dalam tubuh yang dipengaruhi oleh BPA ini yang meresap melalui lapisan bawah kulit, kemudian masuk menyerap dan terbawa aliran darah.

Ada penelitian lain yang dilakukan bahwa adanya hubungan antara peningkatan kadar BPA yang terdeteksi dalam urine manusia dan sejumlah masalah kesehatan, termasuk peningkatan resiko keguguran, kelahiran prematur, kanker prostat, perubahan otak, perkembangan sistem saraf, perubahan perilaku pada anak, terhambatnya pertumbuhan enamel gigi, obesitas dan penyakit jantung.

Itu kenapa dulu ada larangan penggunaan kemasan botol plastik atau sejenisnya yang mengandung BPA, sehingga tagline iklan produk kemasan selalu menjual "BPA free".


Namun kembali lagi, soal ini masih ada pro kontra. Ada beberapa peniliti yang beranggapan tidak cukup berbahaya.


Sekedar informasi yang saya baca, Badan Perlindungan Lingkungan Hidup Amerika Serikat (US Environmental Protection Agency) pernah menguji kandungan BPA pada thermal paper yang terdapat pada struk ATM. Hasilnya bahwa terdapat 2,5 mikrogram BPA akan terpapar dari struk ke tangan manusia jika struk tersebut dipegang selama 10 detik. Paparan akan meningkat 1,5 kali jika struk tersebut diremas-remas sebelum dibuang.

Sebenarnya ada bahan lain yang bisa digunakan untuk membuat kertas thermal ini, bahan kimia serupa, yaitu BPS (Bisphenol S) dan BPF (Bisphenol F). Struktur keduanya sama dengan BPA Tentu saja punya resiko yang juga seperti BPA.


Selama ini ada cara untuk mengetahui paparan BPA pada manusia, yaitu mengandalkan enzim keong. Enzim ini mengubah metabolites BPA, memecah produk yang terbentuk saat bahan kimia masuk ke dalam tubuh kembali ke bentuk BPA lalu kemudian diukur. Ini merupakan hasil catatan peneliti dari sebuah jurnal. Cara ini pula yang dipakai regulator di Amerika Serikat untuk menentukan standar keamanan produk. Dengan cara inilah diketahui bahwa paparan BPA dalam tubuh manusia itu berkali-kalipat tingginya. Karena selama ini kada BPA diuji dari sampel urine manusia.

Perhitungan paparan BPA yang rendah terhadap manusia inilah yang menyebabkan adanya pandangan yang mengatakan paparan BPA tidak cukup berbahaya mempengaruhi kesehatan manusia.

Hal yang bisa kita lakukan saat ini adalah mengurangi paparan dari penggunaan kertas thermal ini, antara lain:
# Mengurangi menerima struk belanja apalagi menyimpannya, gunakan struk digital;
# Jika harus memegang, sentuhlah bagian yang belakang, non glosy. Karena di sana senyawa BPA nya lebih sedikit;
# Jangan terlalu lama memegang kertas thermal, apalagi sampai 10 detik;
# Jangan meremas kertas thermal, buanglah dengan kondisi seperti adanya jika harus menerimanya;
# Cuci tangan dengan sabun dan air setelah memegang kertas thermal;
# Gunakan sarung tangan lateks jika pekerjaan anda memaksa anda bersentuhan dengan kertas thermal;
# Jangan gunakan kimia pembersih tangan, atau produk perawatan kulit seperti tabir surya, pelembab dll., karena akan menyebabkan peningkatan resiko meningkatnya kadar BPA 185 kali lebih tinggi.
# Gunakan wadah dengan bahan selain plastik, seperti kaca, stainless steel, kayu. Intinya meminimalisir penggunaan wadah dari plastik. Karena cukup sulit membedakan plastik mana yang sudah BPA/BPS/BPF free, kita tidak pernah tahu kimia penyusun wadah plastik tersebut. Apalagi menggunakan wadah plastik untuk menyimpan makanan yang panas.

Untuk saat ini belum ada bahan yang bisa menggantikan BPA atau BPS dalam pembuatan kertas thermal. Sehingga, perilaku kitalah yang berubah. Seperti saat ini, protokol kesehatan dimasa new normal tetap harus berjalan selama vaksin covid19 belum ditemukan.


Nah itu tadi jawaban, kertas struk berbahaya atau tidak. Tidak hanya kertas struk, karena hal yang menjadi sumber bahaya adalah senyawa kimia BPA, BPS, dan BPF ini, yang sering kita jumpai di kertas thermal dll. hingga wadah plastik.

Jika masih ada pro kontra di lapangan. Percaya saja, bahwa senyawa kimia yang kita bahas di atas itu cukup berbahaya jika terkontaminasi di tubuh, dalam jumlah kecil atau besar. Jadi pastikan seminimal mungkin menghindari, tidak mudah itu pasti, karena kita hidup di dunia yang penuh dengan plastik. Tapi ketika kita tahu, paham, setidaknya bisa lebih bijak mengurangi paparannya. Tidak perlu berdebat kusir, ketika anda sudah cukup tahu bahayanya, hindarilah atau minimal kurangilah.


Semoga informasi ini bisa membantu, tayangan di atas, bisa membantu kita memahami bahaya BPA bagi kesehatan. Sampai jumpa dicatatan kepo lainnya, semoga bermanfaat. SSDK


Sumber Informasi:
Bisphenol A. Wikipedia | diakses 09 Juli 2020

Posting Komentar

0 Komentar