Jenglot dari Sisi Ilmiah dan Mistik

Jenglot, selalu saja ada berita tentang penemuan jenglot setiap tahunnya. Entah ditemukan secara tidak sengaja/ alamiah atau ditemukan karena kasus lain (kriminalitas).

Baru-baru ini, saya terpancing membahas jenglot ini karena ditemukannya jenglot dari tas pelaku pembakaran mobil milik Via Vallen.

Apa sih sebenarnya jenglot ini?

Ilustrasi sosok jenglot | source: Tribunews

Jenglot yang saya pahami merupakan makluk astral/ mistis. Hingga saat ini belum ada ilmu pengetahuan yang mau mencoba menelaah, mengungkap secara ilmiah jenglot ini. Alasannya selalu terbentur pada resiko 'mistis' apabila penelitian lebih lanjut dilakukan. Ilmu pengetahuan selalu bekerja secara total, namun ketika berhadapan dengan jenglot ini tidak pernah tuntas.

Jenglot merupakan figur hominoid yang berukuran kecil dirange 10-17 centimeter, dengan kulit gelap cenderung keriput, tekstur kasar seperti kulit mumi, berwajah seperti tengkorak (buruk rupa), bertaring, memiliki rambut dan kuku yang panjang baik di tangan dan kaki.

*hominoid: menyerupai atau berkenaan dengan manusia

Secara medis, jenglot tidak dianggap sebagai makluk hidup. Setelah pembuktian dari tim forensik RSCM. Beberapa alasan pendapat ini antara lain:
+ tidak ditemukan unsur tulang setelah proses xray/ rontgen sebagai penyangga organ makluk hidup. Jenglot hanya dianggap sebagai patung pemujaan saja.

Namun ada pendapat ini  seakan-akan kontrakdiktif setelah pengetesan sampel kelupasan kulit jenglot, ditemukan ada DNA primata sejenis manusia.


Pemahaman jenglot yang dipahami kebanyakan orang, merupakan sosok mistis berbentuk manusia yang menfosil selama ratusan atau ribuan tahun, yang kemudian menyusut (jadi kerdil). Dipercaya, jenglot ini merupakan penjelmaan dari para batara (orang sakti) atau petapa yang hidup ribuan tahun lalu, yang memperlajari ilmu terlarang untuk memperoleh kehidupan abadi. Jenglot ini dianggap benda mati yang masih hidup (hidup di alam kematiannya).

Jenglot dipercaya mempunyai gender, dimana jenglot berkelamin pria disebut bethoro karang / batara karang. Sedangkan jenglot berkelamin wanita disebut bethoro katon.

'Habitat' jenglot ini sering dijumpai di tanah Jawa, Kalimantan, dan Bali. Meski begitu, kita tidak akan dengan mudah menemukan fisik jenglot ini secara nyata hidup di alam liar. Perlu energi dan ritual khusus untuk 'menarik' atau 'mengambil' jenglot dari alam.

Mereka yang percaya jenglot ini 'hidup' memberikan makan dengan darah dan minyak wangi. Golongan darah manusia O dan AB merupakan makanannya, namun bisa juga menggunakan darah hewan. Kehidupan jenglot ini ditandai dengan rambut dan kukunya akan terus memanjang. Amalan lain ketika mau memelihara jenglot adalah menjauhi semua ibadah.

Bagi orang berpikiran logis tidak ada manfaat apapun dari memelihara jenglot ini. Tapi lain dengan mereka yang mempercayai hal-hal klenik/ mistis/ ghaib, jenglot ini dipercaya mempunyai kemampuan, sbb.:
- melindungi si pemelihara jenglot ini dari marabahaya,
- melancarkan usaha/ penglaris,
- pengasihan,
- memberikan kekayan,
- menyelesaikan tugas yang dikehendaki oleh si pemelihara.

Karena manfaat instan ini dipercayai banyak orang yang ingin memperoleh sesuatu dengan instan, maka banyak yang berusaha memalsukan jenglot ini dengan bumbu narasi mistis. Padahal jenglot ini hasil karya seni. Boneka menyerupai jenglot ini dibuat dari boneka yang dibungkus kulit kelelawar, kulit tupai, atau hewan lain agar menyerupai jenglot yang asli.

Untuk jenglot yang diperoleh dari alam, si penangkap ini harus mencari tempat keramat, dan melalui beberapa ritual seperti tapa brata, puasa, dan semedi dengan waktu yang relatif lama.


Tidak hanya ada di Indonesia, di negara tetangga serumpun kita di Malaysia juga mengenal jenglot. Menurut salah satu praktisi medis Islam di negara itu, jenglot sebenarnya adalah buatan manusia. Jenglot ini dibuat dari janin hewan, ada pula yang dibuat dari bahan lain, jadi tidak memiliki kekuatan sendiri. Kekuatan jenglot tersebut bersumber dari kekuatan gaib/ mistis dari mereka yang mendalami ilmu tersebut, dan jenglot hanya media saja.

Jurnal ilmu kesehatan Malaysia mengungkapkan bahwa rambut jenglot berasal dari rambut manusia yang sengaja ditanam. Hal ini didasarkan pada penelitian dengan mengambil sampel rambut jenglot menggunakan teknik molekuler dan mikroskopis.

Di Thailand, sosok seperti jenglot ini juga ada, di sana diberi nama "gumam thong".


Selalu akan ada sanggahan pastinya antara pendapat pro ilmiah/ logis dan pro klenik. Tidak ada yang bisa menjelaskan hal klenik dengan ilmu ilmiah. Yang pasti, tidak ada penelitian yang dilakukan banyak orang untuk menguak hal ini secara menyeluruh, selalu saja ada alasan untuk menyudahinya. Sehingga tidak akan pernah ada jawaban pasti yang bisa menjelaskan fenomena ini.

Jika ilmu ilmiah yang menjelaskan bahwa jenglot buatan, bisa saja memang itu benar-benar buatan. Tapi pernahkah mencoba meneliti yang benar-benari ditarik dari alam dengan ilmu ghaib? Rasanya jika penelitian dilakukan menyeluruh dengan sampel yang diambil benar-benar nyata, pasti akan ada jawaban. Perlu ratusan peneliti, supaya tidak ada hambatan ditengah jalan kalau si jenglot ini menggangu dengan kekuatan ghaibnya. Kalau sampai ratusan peneliti ini 'tumbang' karena jenglot, wow bisa jadi berita besar, mengalahkan wabah corona #mungkin.

Akhir catatan ini memang diakhiri menjadi sebuah opini dan pendapat pribadi. Karena memang hingga saat ini belum banyak publikasi jurnal yang bisa menjelaskan hal klenik ke catatan ilmiah yang logis sehingga bisa dipahami dengan ilmu pengetahuan, secara yang diteliti ini punya wujud fisik, kecuali yang diteliti itu hanya ruh, itu lain soal. Semoga dimasa yang akan datang pertanyaan ini bisa terjawab dengan logis. -cpr-


Sumber Informasi:
Jenglot. Wikipedia | diakses 30 Juni 2020
Pembicaraan: Jenglot. Wikipedia | diakses 30 Juni 2020

Posting Komentar

0 Komentar